Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut perempuan yang tak memiliki anak kurang lengkap dan tidak sempurna.
Memberikan pidato di hadapan Asosiasi Perempuan dan Demokrasi Turki, Erdogan menegaskan bahwa seorang wanita yang tak memiliki anak karena bekerja sebenarnya menyangkal kefemininan mereka.
"Fakta bahwa perempuan terikat dengan kehidupan profesionalnya seharusnya tidak menghalanginya menjadi seorang ibu," ujar Erdogan seperti dikutip
The Independent, Senin (6/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, Erdogan kembali menekankan pernyataannya bahwa seorang perempuan paling tidak harus memiliki tiga anak.
Pada 2014 lalu, ayah dari empat anak ini pernah berkata, "Satu berarti kesepian, dua berarti permusuhan, tiga berarti keseimbangan, dan empat berarti kesejahteraan."
Sebelumnya pada pekan lalu, Erdogan juga mengimbau seluruh keluarga Muslim untuk tidak mengikuti program pengendali kelahiran atau keluarga berencana (KB). Sebaliknya, Erdogan menyerukan umat Muslim untuk memperbanyak keturunan.
"Kita akan memperbanyak keturunan. Mereka berbicara tentang perencanaan penduduk, pengendalian kelahiran. Tidak ada keluarga Muslim tidak boleh menjalani pendekatan semacam itu. Tidak ada yang bisa ikut campur dalam pekerjaan Tuhan. Tugas pertama di sini milik para ibu," katanya.
Populasi Turki sendiri sudah meningkat lebih dari 10 juta jiwa sejak 2000. Kini, ada sekitar 79 juta orang hidup di Turki, lebih tinggi dari semua negara-negara Eropa, kecuali Jerman.
Kendati demikian, Erdogan tetap ingin meningkatkan populasi demi menggenjot kekuatan ekonomi dan pengaruh politik.
"Keluarga kuat akan menjadikan bangsa kuat. Semua bagian dari bangsa ini harus dimobilisasi untuk mencapai tujuan baik ini," tutur Erdogan.
(stu/stu)