Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 31 orang di sebuah desa di Pakistan tewas setelah memakan permen yang disuguhkan oleh satu keluarga.
Peristiwa ini terjadi pada April lalu dan sempat menjadi misteri besar hingga akhirnya dapat memecahkannya pada pekan lalu.
Kejadian ini bermula ketika Keluarga Umar Hayat mengundang para tetangga ke rumahnya di Karol Lal Esan, Provinsi Punjab, untuk merayakan kelahiran keturunan mereka, Abdullah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hayat menyuruh anaknya untuk membeli lima kilogram permen di Tariq Hotel and Sweet Shop sebagai sajian bagi para tamu. Permen itu pun disantap hingga ludes, terutama oleh anak-anak.
Namun kemudian, mereka mulai muntah-muntah. Mereka akhirnya dilarikan di rumah sakit. Alih-alih sembuh, kondisi tubuh mereka justru tambah parah. Hingga akhirnya, mereka tewas satu persatu.
Sehari kemudian, 12 anggota keluarga Hayat tewas, termasuk delapan putra, satu putri, dan tiga cucu. Di saat bersamaan, belasan orang lain yang membeli permen di Tariq Hotel and Sweet Shop juga sakit parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Hingga saat ini, 19 orang lainnya yang mengonsumsi permen itu juga tewas. Kepolisian pun berusaha memecahkan misteri kematian ini.
Petugas senior kepolisian lokal, Rameez Bukhari, mengatakan bahwa seorang pekerja di toko itu kemungkinan secara tidak sengaja memasukkan pestisida ke campuran adonan.
"Ada toko pestisida di dekat [toko itu] yang sedang direnovasi dan pemiliknya meninggalkan pesitisida itu di toko kue itu agar aman. Seorang pekerja mungkin menggunakan satu paket kecil itu dalam adonan permen," ujar Bukhari kepada Gulf News seperti dikutip
The Independent.
Namun, Bukhari menekankan bahwa hingga saat itu polisi masih menunggu hasil uji laboratorium. Menteri Kepala Punjab pun menyambangi desa itu untuk memastikan kepada warga setempat bahwa penyelidikan akan dilakukan secara cermat.
Pada pekan lalu, media lokal,
Dawn, akhirnya melaporkan bahwa misteri itu sudah terpecahkan. Adik dari pemilik toko ternyata mengaku mencampur adonan permen itu dengan pestisida untuk memberi pelajaran kepada abangnya.
Pria berusia 18 tahun bernama Khalid Mahmood itu mengatakan bahwa abangnya menyiksa dia dan mengoloknya dalam setiap hal penting.
(ama)