Konvoi PBB Salurkan Bantuan Makanan ke Kota Terkepung Suriah

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jun 2016 15:56 WIB
Salah satu konvoi berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga Red Crescent Syrian Arab yang menyalurkan bantuan makanan kepada 2.400 warga Daraya.
Salah satu konvoi berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga Red Crescent Syrian Arab yang menyalurkan bantuan makanan kepada 2.400 warga Daraya. (Reuters/Hussam Al Saleh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konvoi bantuan internasional berhasil mencapai dua kota yang dikuasai pemberontak Suriah di dekat Damaskus untuk menyalurkan berbagai bagi warga yang terjebak dalam pertempuran. Salah satu konvoi berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga Red Crescent Syrian Arab yang menyalurkan bantuan makanan kepada 2.400 warga Daraya.

Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, memaparkan pengiriman bantuan makanan pada Jumat (10/6) itu merupakan kali pertama ke Daraya sejak 2012 lalu.

Pada hari yang sama, satu konvoi antarlembaga internasional yang terpisah juga berhasil memasuki Douma, Ghouta Timur yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, kebahagian warga atas bantuan makanan itu diperkirakan tak akan berlangsung lama, menurut sejumlah kelompok pemerhati perang. Pasalnya, bantuan makanan itu tidak dapat bertahan lebih dari satu bulan. Selain itu, jumlah warga yang berada di daerah itu lebih banyak dari yang diperkirakan PBB sebelumnya.

"Mereka berhasil melewati semua pos pemeriksaan untuk masuk ke sana, menyalurkan pasokan makanan dalam semalam, dan menyajikan makanan yang dapat langsung disantap warga Daraya untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir," kata Laerke, dikutip dari Reuters.

Daraya merupakan daerah yang dikuasai pemberontak dan hanya berjarak 12 km dari ibu kota Damaskus. Warga kota ini terjebak lantaran perang, dan mengakibatkan anak-anak dan warga dewasa menderita malnutrisi.

Pasokan non-makanan sudah lebih dulu diizinkan masuk wilayah ini, yakni pada 1 Juni lalu.

Negosiator PBB untuk konflik Suriah, Staffan de Mistura, menyatakan pemerintah Presiden Bashar al-Assad menyetujui konvoi darat PBB ke 15 daerah dari 17 daerah yang terkepung oleh tentara pemerintah pada Juni lalu. Penjatuhan makanan dari pesawat terpaksa menjadi pilihan utama jika konvoi tidak diizinkan masuk.

"Diskusi masih berlangsung soal satu lokasi yang masih belum disetujui. Sisanya semua disetujui," kata Duta Besar Suriah untuk PBB, Hussam Aala di Jenewa kepada Reuters.

Aala menyebutkan bahwa akses bantuan ke Al-Waer, Provinsi Homs, masih dalam pembahasan.

Laerke menjabarkan bahwa selain makanan, bantuan kesehatan dan kebersihan juga disalurkan kepada warga Daraya yang jumlah populasinya diperkirakan mencapai 4.000 orang.

"Namun tentu saja kita meminta akses tanpa syarat, tanpa hambatan dan berkelanjutan kepada semua warga yang membutuhkan," katanya.

Laerke mencatat terdapat 4,6 juta warga Suriah yang masih terjebak di daerah yang terkepung dan sulit dijangkau.

Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, Tarik Jasarevic, yang tergabung dalam konvoi itu juga membagikan sekitar 1,9 ton obat-obatan untuk penyakit kronis, seperti hipertensi dan diabetes, serta antibiotik.

Namun, pemerintah tidak menyetujui pengiriman tiga paket bantuan luka bakar, yang dilengkapi dengan obat penghilang nyeri, yang cukup untuk mengobati sekitar 30 orang dengan dressing dan pembunuh rasa sakit.

Ada juga kemarahan dan frustrasi pada jumlah cukup dari bantuan pangan yang disalurkan,

Pemerhati perang Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa jumlah bantuan pangan yang disalurkan sangat kurang dari jumlah warga.

Dewan kota Daraya menyebutkan bahwa pasokan makanan bahkan tidak akan dapat bertahan selama dua pekan. Dewan menyebutkan bahwa populasi Daraya mencapai 8.000 ribu orang, dua kali lipat lebih banyak dari yang diperkirakan PBB.

Juru bicara Dewan Kota Daraya, Hossam Ayyash, memperkirakan bantuan itu mungkin hanya cukup untuk seperempat jumlah populasi kota itu.

"Tentu kita bersyukur kepada tim yang membawa berbagai pasokan, namun sayangnya [bantuan] itu tidak cukup. Kami tidak tahu keputusan apa yang akan diambil [terkait cara mendistribusikan bantuan makanan], namun itu tidak akan cukup untuk semua orang di sini," katanya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER