ISIS Eksekusi 21 Militan Sendiri Terkait Spionase

Elvina Rosita/CNN | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jun 2016 13:50 WIB
Menyusul tewasnya seorang komandan ISIS, kelompok militan itu dilaporkan melakukan pembersihan internal dan mengeksekusi 21 militannya sendiri.
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menyusul tewasnya seorang komandan ISIS, kelompok militan itu dilaporkan melakukan pembersihan internal dan mengeksekusi 21 militannya sendiri.

Lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan setelah bahwa pasca tewasnya Abu Hayjaa al-Tunisi akibat serangan udara pada 30 Maret lalu, ISIS mulai menyelidiki tersangka di dalam jajarannya.

"Ada eksekusi yang dilakukan ISIS terhadap orangnya sendiri, menuduh mereka menghubungi koalisi internasional," kata Rami Abdurrahman, kepala Observatory yang berpusat di London, seperti dikutip CNN, Selasa (7/6). "Eksekusi itu dilakukan pada April dan Mei, terkait pembunuhan Abu Hayjaa al-Tunisi."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video propaganda ISIS yang diterjemahkan oleh kelompok SITE menggambarkan perselisihan internal ISIS sekaligus juga pesan yang ingin disampaikan kelompok teror itu kepada mata-mata.

Salah satu video menunjukkan tertuduh mata-mata disalib di Raqqa, Suriah, lalu ditembak mati di depan umum. Video lain termasuk pengakuan dari mata-mata yang mengklaim ada orang-orang yang membayar mereka untuk memberi informasi kepada pasukan koalisi.

Para pria tersebut kemudian diikat di dalam mobil lalu diledakkan.

Bulan lalu, sebuah majalah propaganda ISIS mengatakan penyusup perempuan asal Rusia membantu membunuh beberapa militan ISIS sebelum ditangkap dan dieksekusi.

Abdurrahman mengatakan beberapa militan ISIS memberikan informasi kepada koalisi karena mereka membutuhkan uang.

ISIS telah kehilangan pendapatan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena hancurnya kilang minyak mereka. Kelompok tersebut juga berulang kali diberitakan memotong gaji militannya.

"ISIS tidak sepenuhnya memercayai pemimpinnnya," kata dia. "Bisa jadi ada banyak sel-sel ISIS yang merupakan milik badan intelijen internasional."

Kekalahan ISIS baru-baru ini di Irak dan Suriah dan kematian beberapa pemimpin kelompok memicu ketakutan internal, menurut analis dan pejabat AS.
"ISIS merupakan organisasi yang paranoid dan terobsesi pada kematian. Bahwa mereka akan mengeksekusi banyak orang yang mereka takuti, itu sesuai sifat asli mereka,” kata seorang pejabat AS.

Michael Weiss, kontributor CNN dan penulis buku “ISIS: Inside the Army of Terror” mengatakan, "beberapa bulan terakhir, mereka kehilangan menteri perang dan menteri perminyakan yang merupakan orang nomor dua di organisasi itu."

"Dan itu mendorong ketakutan: bagaimana koalisi dapat menargetkan dan sukses membunuh semua operasi ISIS?"

"Dan berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan para pembelot, memang ada perasaan ketakutan--bahwa mereka dimata-matai oleh rezim Bashar al-Assad di Suriah, intelijen Irak, Kurdi di Irak utara, dan agen dari federasi Rusia atau salah satu negara koalisi, seperti Perancis, Inggris dan AS," tambahnya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER