Beberapa Jam usai Bantuan PBB, Daraya Dibom Pasukan Assad

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jun 2016 17:21 WIB
Hanya beberapa jam setelah konvoi bantuan makanan PBB, pasukan rezim Bashar al-Assad membombardir kota itu, menjatuhkan bom barel sembarangan.
Ilustrasi pengeboman di Suriah (Reuters/Baz Ratner)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat mengecam rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang meluncurkan serangan pengeboman ke Daraya, wilayah terkepung yang dikuasai pemberontak, hanya beberapa jam setelah konvoi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyalurkan bantuan makanan untuk ribuan warga yang kelaparan.

Pengiriman bantuan makanan oleh konvoi PBB pada Jumat (10/6) itu merupakan kali pertama ke Daraya sejak 2012 lalu. Dalam kesempatan itu, PBB dan lembaga Red Crescent Syrian Arab yang menyalurkan bantuan makanan kepada 2.400 warga Daraya.

Tak lama setelah itu, menurut keterangan sejumlah saksi dan laporan kelompok pemerhati hak asasi manusia, pasukan Assad membombardir kota itu, menjatuhkan bom barel sembarangan dari helikopter ketika warga tengah menyantap makanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rezim Suriah meluncurkan serangan beberapa bom barel di Daraya pagi ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Mark Toner, dikutip dari Al-Arabiya.

"Itu terjadi hanya beberapa jam setelah konvoi PBB tiba," katanya kepada wartawan.

"Serangan tersebut jelas tidak dapat diterima dalam keadaan apapun, tetapi dalam kasus ini mereka juga menghambat pengiriman dan distribusi bantuan yang sangat dibutuhkan," ujarnya.

Toner menyatakan bahwa keputusan Assad untuk mengizinkan konvoi PBB memasuki ke kota itu merupakan tindakan yang "positif, tetapi pengiriman hanya bersifat parsial dan kami akan berupaya menyalurkan sisa persediaan bantuan sesegera mungkin."

Lebih lanjut, Toner menilai bahwa seharusnya hanya PBB yang dapat memutuskan lokasi dan waktu untuk mendistribusikan bantuan dalam wilayah Suriah. Menurutnya, penduduk tidak boleh dibiarkan kelaparan oleh rezim Assad.

Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Marc Ayrault, juga menyuarakan kemarahan. Dia menuduh Damaskus "luar biasa bermuka dua", dan menyatakan bahwa rezim akhirnya diberikan akses untuk bantuan setelah tekanan internasional yang berat "namun kemudian pengeboman dimulai kembali." (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER