Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kanada memiliki "alasan untuk percaya" kalau warga negaranya yang menjadi korban penyanderaan, Robert Hall, telah tewas terbunuh di Filipina.
Hal tersebut dikatakan oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, melalui keterangan resmi yang dikutip dari
Reuters pada Senin (13/6).
Trudeau juga berkata kalau pemerintahnya telah berkerjasama dengan pemerintah Filipina untuk membuktikan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hall disandera bersama tiga orang lainnya oleh kelompok militan, Abu Sayyaf, sejak September 2015.
Kelompok Abu Sayyaf menculik Hall dan sandera lainnya, yang tengah menghabiskan waktu liburan di tempat penginapan mewah di Pulau Samal, ribuan kilometer dari kawasan barat Jolo.
Kelompok militan tersebut bermarkas di selatan negara yang penduduknya mayoritas memeluk agama Katolik itu.
Selama ini, kelompok tersebut memang terkenal sering melakukan aksi penculikan, pemenggalan dan pemerasan.
“Aksi kekerasan ini telah membuat sandera tewas,” kata Trudeau dalam keterangan resmi.
“Selama ini, Kanada telah menangani dengan serius kasus yang kejam ini,” lanjutnya.
Setelah menculik dan menyandera, kelompok Abu Sayyaf lalu meminta tebusan sebesar satu triliun peso (atau US$21,67 juta) untuk membebaskan satu orang sandera.
Namun, pada tahun ini, permintaan tebusan tersebut turun menjadi 300 juta peso.
Pihak berwajib Filipina mengaku mendapat laporan dari badan intelejen, kalau kelompok yang masih berafiliasi dengan al Qaeda itu telah mengeksekusi Hall dan sandera lainnya di luar Jolo.
Badan intelejen mengatakan, kalau Hall dipenggal 10 menit lebih cepat dari tenggat waktu pada pukul 15.00 di tengah pengunungan.
Abu Raami, juru bicara kelompok Abu Sayyaf, membenarkan aksi pemenggalan sandera asal Kanada, melalui sambungan telepon dengan media cetak Filipina,
Philippine Daily Inquirer.Namun, laporan tersebut belum mendapat konfirmasi lebih lanjut.
Wilfredo Cayat, kepala kepolisan di Jolo, mengatakan kalau pihaknya langsung mencari kebenaran laporan kalau Hall dieksekusi di Pegunungan Bunga oleh kelompok Ben Yadah, kelompok militan yang saat ini menyandera empat orang, tiga di antaranya ialah warga negara Filipina.
“Kami masih memeriksa kebenaran laporan tersebut,” kata Wilfredo.
“Kami tidak tahu apakah ini benar, karena yang kami tahu negoisasi masih berjalan,” lanjutnya.
Juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla, mengatakan belum ada kebenaran mengenai laporan tersebut.
Kesimpangsiuran kabar ini membuat Presiden Filipina Benigno Aquino membatalkan kemunculannya di publik, hingga pihak berwajib bisa memberi keterangan resmi.
Dalam keterangan resminya, Trudeau juga mengatakan kalau pemerintahnya enggan memberikan tebusan karena hal itu dapat membahayakan lebih banyak nyawa warga negara Kanada lainnya.
Sebelum Hall, kelompok Abu Sayyaf telah mengeksekusi warga Kanada pekerja tambang, John Risdel, pada April kemarin.
Saat ini, pria asal Norwegia dan wanita asal Filipina, dilaporkan masih menjadi sandera.
Kondisi keamanan di selatan Filipina saat ini memang sedang terganggu, terkait perpecahan antara pemerintah dan kelompok pemberontak Muslim yang telah terjadi selama 45 tahun.
(ard/ard)