Bayang-bayang NRA di Balik Pembunuhan Massal Amerika

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 14 Jun 2016 10:51 WIB
NRA adalah pelobi senjata Amerika Serikat yang selalu menjegal upaya Obama melarang penjualan senapan serbu, yang selalu digunakan untuk penembakan massal.
Senapan AR-15 paling banyak digunakan pembunuh massal di Amerika Serikat. (Thinkstock/Kenlh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai penembakan massal di sebuah kelab gay di Orlando yang menewaskan 50 orang dan melukai 53 lainnya, perhatian masyarakat Amerika Serikat tidak hanya tertuju pada pelaku, Omar Mir Seddique Mateen, tetapi juga kepada organisasi pelobi senjata api, Asosiasi Senapan Nasional atau NRA.

Harian New York Daily News dalam edisinya Senin (13/6) memampang judul besar dengan huruf tebal di halaman depan: "Terima Kasih NRA". Koran dengan sirkulasi keempat terbesar di AS ini mengambil posisi mendukung pemerintah akan pentingnya pengendalian penjualan senjata serbu, yang selama ini dilobi ketat oleh NRA.

Senjata yang digunakan Mateen, AR-15, adalah favorit para pembunuh massal di AS. Senapan semi otomatis yang dapat memuntahkan banyak peluru dalam sekali tarik pelatuk ini digunakan oleh penembak di San Bernardino yang menewaskan 16 orang, di SD Sandy Hook yang membunuh 26 anak-anak, dan di bioskop Aurora yang mencabut nyawa 11 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai organisasi nirlaba yang didirikan pada 1871, gerakan sipil tertua di AS, NRA memiliki peran penting dalam penyebaran senjata di negara itu dan lobi di pemerintahan. Upaya Barack Obama membatasi penjualan senapan jenis serbu terjegal di parlemen akibat lobi ketat NRA.

Lobi NRA dimulai pada tahun 1934 di tengah perdebatan soal Undang-undang Senjata Api Nasional mengenai izin kepemilikan dan penjualan senjata. Saat itu senjata api marak dimiliki geng kriminal, salah satunya adalah kelompok mafia Al Capone.

Pada tahun 1975, organisasi ini secara resmi membentuk sendiri komisi pelobi legislasi demi kepentingan para pemilik senjata, bernama Institute for Legislative Action (NRA-ILA). NRA berdalih memperjuangkan Amandemen Kedua Konstitusi AS soal kebebasan memiliki senjata.

Sampul depan New York Daily News. (Screenshot via Twitter/@NYDailyNews)
Senapan AR-15 kembali beredar di pasaran setelah larangan penjualan senapan jenis serbu yang diterapkan sejak 1994 dihapuskan pada 2004, berkat lobi NRA yang masif di parlemen. Padahal selama pelarangan itu, jumlah korban tewas akibat penembakan jauh berkurang.

Tidak hanya melobi, NRA juga mempromosikan penjualan senapan ini dengan sebuah artikel di blognya berjudul "Mengapa AR-15 adalah senapan paling populer di Amerika". Dalam artikel itu disebutkan bahwa AR-15 bisa dimodifikasi dengan berbagai barel amunisi dan panjang larang, serta "banyak, banyak sekali aksesoris."

Kelompok lobi tangguh

Dalam perjalanannya, para anggota NRA yang merupakan para pemilik senjata api adalah kelompok masyarakat yang paling terikat dengan politik, berdasarkan survei Pew Research Center pada 2013 lalu.

Survei majalah Fortune tahun 1999 menyebut bahwa para anggota parlemen dan para staf dewan menganggap NRA adalah organisasi pelobi paling kuat dalam tiga tahun berturut-turut.

Delapan presiden AS telah menjadi anggota seumur hidup NRA, yaitu Ulysses S. Grant, Theodore Roosevelt, William Howard Taft, Dwight D. Eisenhower, John F. Kennedy, Richard M. Nixon, Ronald Reagan and George H.W. Bush.

NRA juga aktif mendukung calon presiden yang memiliki visi yang sama dengan mereka. Tahun ini, NRA mendukung Donald Trump, kandidat capres dari Partai Republik.

Tahun 2008, NRA mengeluarkan dana hingga US$40 juta untuk mendukung John McCain, termasuk US$10 juta untuk kampanye mengalahkan Senator Barack Obama pada pemilu presiden saat itu.

Saat ini pun, NRA masih gencar menyerang Obama yang mengupayakan pelarangan penjualan senapan serbu. Salah satunya dengan iklan yang menyebut Obama adalah kaum "elit munafik" yang hanya mementingkan keselamatan anaknya. Iklan ini dirilis tahun 2013 jelang upaya pelarangan senjata serbu oleh Obama.

[Gambas:Youtube]

Darimana uang NRA?

NRA mendapatkan suntikan dana luar biasa besar dari para produsen senjata api. Hal ini bertentangan dengan misi awal pembentukan NRA yang menggadang diri sebagai gerakan akar rumput dan berlepas dari kepentingan swasta.

Dikutip dari tulisan Business Insider 2013 lalu, NRA sejak tahun 2005 mendapatkan dana antara US$20 juta hingga US$52,5 juta dari industri senjata dan perusahaan terkait untuk membiayai beberapa programnya, termasuk yang perlu banyak dana adalah misi pelobi. Pemasukan lainnya dari penjualan iklan dan donasi anggota.

Para pendonor di antaranya adalah perusahaan senjata dan amunisi seperti Midway USA, Springfield Armory Inc, Pierce Bullet Seal Target Systems, and Beretta USA Corporation. Perusahaan lainnya yang mendukung adalah Cabala's, Sturm Rugar & Co, dan Smith & Wesson.

Usai penembakan di Orlando, dewan anggota NRA akan memiliki misi baru. Mereka menyatakan akan melawan setiap upaya pemerintah membatasi pembelian amunisi AR-15, menyusul temuan penyidik bahwa Mateen memiliki ribuan peluru untuk senapan tersebut.

NRA memang dikecam, namun para pendukungnya tidak sedikit di Amerika. Menurut New York Daily News dalam halaman depannya, lobi NRA untuk mesin pembunuh telah menyebabkan banyak "orang gila" di AS menembaki masyarakat.

"Terima Kasih NRA, berkat penentangan kalian terhadap pelarangan senapan serbu, teroris seperti orang gila ini bisa membeli mesin pembunuh dengan sah dan melakukan penembakan terparah dalam sejarah AS," tulis harian itu. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER