Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Jerman Joachim Gauck ikut berbuka puasa bersama umat Muslim di negara tersebut. Dalam pesannya pada acara itu, Gauck mengimbau masyarakat tidak menjadikan Muslim sebagai momok menakutkan dan menyerukan kebersamaan masyarakat, sehari setelah serangan di Orlando yang menewaskan 50 orang.
"Mempromosikan perlawanan [terhadap pandangan ini] sangat penting terutama di saat rasa saling tidak percaya tersebar," kata Gauck, dalam acara buka puasa bersama di Moabit, distrik miskin di Berlin dengan populasi mayoritas imigran Muslim, dikutip
Reuters, Senin (13/6).
Gauck, mantan pastur Lutheran di Jerman Timur, memperingatkan polarisasi masyarakat di tengah kekhawatiran ancaman terorisme menyusul serangan di Paris dan Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi beberapa orang, ketakutan terhadap terorisme Islamis menjadi ketakutan terhadap Muslim," ujar Gauck lagi.
Jerman berada di garis depan dalam upaya mengintegrasikan imigran ke Eropa setelah lebih dari 1 juta pengungsi Timur Tengah dan Afrika, yang kebanyakan Muslim, membanjiri benua itu tahun lalu.
Gelombang pengungsi dari Suriah, Libya dan Irak ini memicu ketegangan di tengah masyarakat Jerman. Pengungsian diserang dan partai anti-imigran, Alternatif untuk Jerman, AfD, menjadi salah satu kekuatan politik yang mengatakan Islam tidak sesuai dengan konstitusi dan menyerukan larangan pembangunan menara serta pemakaian cadar.
Gauck mengatakan upaya integrasi di Jerman telah membuahkan hasil. Menurut dia, kini di Jerman banyak Muslim yang menentang interpretasi radikal dari al-Quran.
"Semua yang merayakan iftar bersama hari ini bisa menyatakan: Hidup bersama itu mungkin," tutur Gauck.
(ama)