Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala badan intelijen domestik Jerman BfV, Hans-Georg Maassen memperingatkan bahwa kelompok militan ISIS ingin melakukan serangan di Jerman, menjadikan situasi keamanan di negara itu "sangat serius." Meski demikian, Maassen menyatakan bahwa hingga saat ini dia tidak melihat ada rencana konkrit dari ISIS.
Maassen pada Sabtu (9/10) menyatakan kepada surat kabar Jerman, Welt am Sonntag bahwa ISIS ingin melakukan serangan terhadap Jerman dan kepentingan Jerman, namun menambahkan, "Pada saat ini kami tidak melihat adanya rencana serangan teroris yang konkrit di Jerman."
Ancaman teror ISIS muncul pekan ini akibat beredarnya video ISIS pada Selasa (5/4) lalu yang menunjukkan kelompok militan ini mungkin melakukan serangan lanjutan di negara Barat, usai serangan bom di Brussels, Belgia dan Paris, Perancis.
Dalam video itu, ISIS menyebut London, Berlin dan Roma sebagai target serangan yang paling memungkinkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyatakan propaganda ISIS bertujuan untuk mendorong pendukungnya berinisiatif untuk melancarkan serangan di Jerman.
Maassen mengatakan ada beberapa kasus yang menghubungkan warga Jerman yang kembali dari Suriah terhadap sejumlah rencana serangan dan memperingatkan bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh kelompok jihadis ini terhadap Jerman tetap "berbahaya."
Dia menyatakan Jerman telah berhasil menghindari serangan berkat kerja keras otoritas keamanan. Meski demikian, Maassen juga menilai Jerman beruntung karena dalam satu atau dua kasus detonator bom yang ditanam terduga ISIS di wilayah Jerman tidak meledak.
Pada 2014, seorang pria Jerman penganut paham Islam radikal didakwa menanam bom pipa yang tidak pernah meledak di stasiun kereta api Bonn pada 2012. Pada 2006, dua bom koper yang ditinggalkan oleh anggota militan ISIS di kereta api di Cologne gagal meledak.
Ditanya berapa banyak ekstremis Islam di Jerman yang dianggap sangat berbahaya, Maassen menyatakan terdapat sekitar 1.100 ekstremis yang dipandang berpotensi meluncurkan serangan terorisme.
Maassen menyatakan pihaknya menyadari terdapat sekitar 300 upaya dari para ekstremis untuk merekrut anggota dari para pengungsi yang mencari suaka ke Jerman.
"Saya sangat prihatin dengan banyaknya anak-anak pengungsi yang datang tanpa pengawasan orang tua, kelompok ini yang ditargetkan," katanya sembari menambahkan bahwa dia melihat adanya "potensi radikalisasi besar" dalam upaya ini untuk merekrut anggota.
(ama)