Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga dari sandera asal Kanada, Robert Hall, yang dieksekusi mati oleh militan Abu Sayyaf di Filipina mendukung kebijakan pemerintah untuk tidak membayar tebusan.
"Keluarga kami, bahkan di masa-masa kelam ini, setuju dengan sepenuh hati, dengan kebijakan Kanada untuk tidak membayar tebusan," demikian bunyi pernyataan keluarga Hall.
Pernyataan ini dirilis setelah Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, meyakini bahwa Hall sudah dieksekusi oleh Abu Sayyaf. Presiden Filipina, Benigno Aquino, pun mengonfirmasi hal ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan intelijen menyebut bahwa Hall dipenggal di pegunungan di luar pulau kota Patikul, sekitar 10 menit setelah tenggat waktu pemberian tebusan pada pukul 03.00 terlewati.
Hall diculik oleh militan Abu Sayyaf bersama tiga orang lainnya di salah satu resor mewah di Pulau Samal, beberapa ratus kilometer dari markas kelompok militan itu, Jolo.
Mereka menuntut tebusan US$21,7 juta untuk tiap orang, tapi jumlah itu diturunkan menjadi 300 juta peso per orang awal tahun ini.
Pada April lalu, Abu Sayyaf mengeksekusi salah satu dari sandera asal Kanada tersebut, John Ridsdel. Kendati demikian, Trudeu tetap memastikan bahwa negaranya tidak akan pernah membayar tebusan kepada kelompok teror.
"Kita harus memastikan bahwa teroris-teroris ini tahu bahwa mereka tidak dapat mencari dana untuk dapat melanjutkan kejahatan mereka dengan menyandera orang-orang yang tak bersalah," katanya.
Mendukung sikap negaranya, keluarga Hall pun menyatakan, "Kami mendukung idealisme yang membangun negara ini. Karakter kuar, ketahanan keyakinan, dan penolakan terhadap tuntutan mereka yang mencelakai."
[Gambas:Video CNN] (stu)