Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 23 militan ISIS di Mosul, Irak, dilaporkan terjangkit virus HIV. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah.
Seorang sumber di Rumah Sakit Ibn Sina mengatakan bahwa peningkatan jumlah itu masih mungkin terjadi melihat kecenderungan yang ada selama ini.
Ia lantas menjabarkan bahwa pada Agustus 2015 lalu tercatat tiga militan asal Asia yang terjangkit virus HIV. Namun, angka terus meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, enam orang yang baru direkrut ISIS ternyata juga terjangkit virus HIV.
Guna mencegah penyebaran lebih lanjut, ISIS menempatkan para militannya tersebut di ruang satu ruang khusus di Rumah Sakit Ibn Sina.
Ruangan yang terpisah dari dari pusat medis rumah sakit itu menyediakan layanan kemoterapi bagi para pasiennya.
Namun, dokter Rumah Sakit Ibn Sina sendiri dilarang memasuki ruangan itu.
"ISIS melarang staf Rumah Sakit Ibn Sina memasuki ruangan di mana pasien AIDS berada. Kebanyakan militan itu berasal dari Asia. Hanya dokter asing yang bekerja untuk ISIS yang dapat memasuki ruangan itu," kata sumber anonim itu kepada
Sputnik.
Beberapa media lokal memberitakan bahwa penyebaran virus itu dapat terjadi dengan cepat karena para militan kerap kali melakukan hubungan seksual sesama jenis dan memperkosa remaja.
Laporan ini sempat menyebabkan kontroversi. Pasalnya, ISIS sendiri kerap kali menghukum mati kaum homoseksual dengan mendorongnya dari atas gedung.
Namun, para dokter di Rumah Sakit Ibn Sina juga tak menutup kemungkinan kebenaran pemberitaan media lokal mengenai alasan penyebaran virus HIV di tengah militan ISIS tersebut.
(stu/stu)