Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pada Kamis (16/6) bertemu dengan keluarga korban dan orang-orang yang berhasil lolos dari penembakan mematikan di kelab malam Pulse, Orlando, pekan lalu.
Obama bersama Wakil Presiden AS, Joe Biden, memeluk para anggota keluarga korban sebelum menaruh rangkaian bunga dalam upacara pemakaman para korban serangan yang menewaskan 50 orang itu.
Mengenang kembali tragedi tersebut dan insiden penembakan lainnya belakangan ini, Obama mengatakan bahwa Amerika Serikat sudah seharusnya mengambil tindakan untuk mengontrol senjata dan melawan terorisme dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua serangan teroris terakhir di tanah kami, Orlando dan San Bernardino, adalah terorisme yang tumbuh dari negeri ini sendiri. Saya senang mendengar Senat akan melakukan pemungutan suara guna mencegah individu yang kemungkinan terkait dengan teroris untuk membeli senjata," ujar Obama seperti dikutip
Reuters.
Seperti diberitakan sebelumnya, sang pelaku penembakan, Omar Mateen, pernah diinterogasi oleh Badan Investigasi Federal AS (FBI) hingga dua kali meskipun akhirnya terlepas dari segala kecurigaan. Namun, ia tetap saja dapat membeli senjata dan pistol secara legal dan menggunakannya dalam penembakan di Orlando tersebut.
Selama ini, Obama memang selalu mengutarakan kekhawatirannya atas kegagalan Kongres meloloskan aturan kontrol senjata selama lebih dari dua dekade ini. Namun kini, penembakan di Orlando yang disebut-sebut sebagai pembunuhan massal terparah setelah 9/11, menjadi desakan tersendiri bagi Kongres untuk bertindak.
Setelah rangkaian pidato oleh Partai Demokrat pada Rabu (15/6) hingga Kamis pagi, seorang senator Demokrat mengatakan bahwa Partai Republik akhirnya sepakat mengadakan pemungutan suara untuk menentukan perlunya perluasan pemeriksaan latar belakang guna mencegah orang yang masuk daftar pengawasan terorisme membeli senjata.
Tak ada kesepakatan formal antara kedua belah pihak mengenai pemungutan suara ini. Belum jelas kapan dan bagaimana Senat akan melaksanakan pemilihan yang akan menentukan amandemen dan Rancangan Undang-Undang bagi Kementerian Kehakiman dan Kementerian Perdagangan.
Walaupun memang benar pemungutan suara akan dilakukan, belum jelas apakah rancangan tersebut dapat tembus di tahap Senat.
Seorang senator dari Partai Republik, John Cornyn, mengatakan bahwa Senat kemungkinan akan melakukan pemungutan suara untuk empat langkah kontrol senjata pada Senin mendatang.
Partai Republik yang menduduki mayoritas kursi Senat, selama ini menolak berbagai rancangan aturan kontrol senjata dengan mengatakan bahwa mereka akan melanggar konstitusi Amerika yang memperbolehkan orang memiliki senjata.
Namun, kandidat kuat calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, pada Rabu lalu juga mengumumkan bahwa ia akan bertemu dengan Asosiasi Senjata Nasional untuk membicarakan pelarangan orang yang masuk dalam daftar radar terorisme untuk membeli senjata.
(den)