Jakarta, CNN Indonesia -- Publik Inggris terbagi dua jelang referendum Brexit, British Exit, yang akan menentukan keanggotaan negara itu di Uni Eropa (UE).
Tokoh-tokoh politik Inggris berada di garis depan untuk kampanye dua kubu. Para petinggi Inggris adu argumen, untung-rugi bertahan atau keluar dari UE. Berikut adalah para penggawa dari kubu "in" atau "out" pada Brexit:
Kubu pendukung keanggotaan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri David Cameron, tokoh utama pendukung keanggotaan Inggris di Uni Eropa. Referendum merupakan janji Cameron setelah terpilih kembali pada 2015. Cameron mengatakan dia akan mengamankan "status khusus" Inggris di UE, termasuk membatasi imigran dan tidak terlalu hanyut dalam kebijakan Eropa.
Kanselir George Osborne, mendukung keanggotaan Inggris di UE karena negara itu diuntungkan dengan perdagangan bebas Eropa serta kerja sama keamanan antar anggota. Osborne mengatakan, keluar dari Uni Eropa hanya menguntungkan kaum borjuis dan berdampak buruk bagi para pekerja dengan hilangnya lapangan pekerjaan dan ekonomi yang merosot.
Menteri Dalam Negeri Theresa May, beralasan sama dengan Osborne. Menurut May, bergabung dengan UE adalah kepentingan nasional Inggris karena menyangkut perlindungan dari terorisme, perdagangan bebas dengan Eropa serta akses pasar dunia.
 Menteri Dalam Negeri Theresa May mengatakan keanggotaan di UE menguntungkan Inggris. (Reuters/Phil Noble) |
Menteri Luar Negeri Philip Hammond. Awalnya Hammond galau memilih kubu, namun setelah proposal reformasi dari Cameron dilancarkan dia bulat mendukung keanggotaan Inggris di UE.
Wali Kota London Sadiq Khan, yang mengatakan bahwa keluarnya Inggris dari UE akan membuat warga London kehilangan pekerjaan, keamanan terancam dan standar kehidupan menurun.
Kubu penentang keanggotaanMantan Wali Kota Inggris Boris Johnson merupakan tokoh utama kampanye keluar dari UE. Menurut Johnson ini adalah saatnya warga Inggris mengatur kembali hubungan dengan Eropa. Johnson mengatakan Mei lalu, UE ingin membentuk negara besar Eropa, seperti halnya pemimpin Nazi Hitler di Jerman di era Perang Dunia II.
Menteri Kehakiman Michael Gove, sekutu dekat David Cameron dan George Osborne, menyatakan mendukung keluarnya Inggris dari UE. Menurut dia, keluar dari UE akan membuat Inggris "lebih bebas, lebih adil dan lebih baik".
 Mantan Wali Kota London, Boris Johnson, mendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa. (Matt Frost/ITV/Reuters) |
Menteri Pensiun dan Lapangan kerja Iain Duncan Smith, mengatakan keluar dari UE akan memberi Inggris kendali lebih ketat dalam perbatasan serta menghindari dari serangan teroris seperti di Paris.
Ketua Parlemen Chris Grayling, mengatakan Uni Eropa menahan laju pembangunan Inggris. Menurut Grayling, UE membuat Inggris tidak bisa mengatur sendiri laju keluar-masuk Imigran dan perjanjian dagang.
Ketua partai sayap kanan UKIP, Nigel Farage, yang mengatakan sudah saatnya Inggris mengatur sendiri negaranya tanpa campur tangan UE. Keluar dari UE, kata Farage, akan meningkatkan demokrasi di Inggris. Menurut Farage, UE diatur oleh sekumpulan orang tua di Brussels yang tidak dikenal orang Inggris.
 Pemimpin UKIP, Nigel Farage, mengatakan Uni Eropa telah menghambat Inggris. (Reuters/Eddie Keogh) |
(den)