Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, menolak menjadi calon pengganti Perdana Menteri David Cameron yang akan mengundurkan diri setelah gagal mempertahankan keanggotaan negaranya dalam Uni Eropa melalui referendum pekan lalu.
Sejak dulu, Osborne dielu-elukan akan menjadi pengganti Cameron kelak. Ia dianggap berhasil memimpin pasar finansial Inggris hingga membawa negara itu masuk ke dalam lima besar perekonomian dunia.
Osborne sendiri sepaham dengan Cameron dan mendukung keanggotaan Inggris di UE. Menurutnya, Inggris diuntungkan dengan perdagangan bebas Eropa serta kerja sama keamanan antar anggota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak pernah bekerja setengah-setengah dan saya berjuang dalam kampanye referendum itu dengan apapun yang saya bisa. Saya yakin dengan alasan saya dan berjuang keras. Saya menerima hasil itu, saya bukan orang yang tepat untuk memberikan persatuan yang dibutuhkan partai," ujar Osborne seperti dikutip
Reuters.
Menurut Osborne, hengkangnya Inggris dari UE mungkin dapat membuat pasa finansial negaranya terombang-ambing. Namun, Osborne yakin Inggris dapat mengatasi rintangan di masa depan.
The Times mengabarkan bahwa kini Osborne sedang mempertimbangkan apakah akan mendukung Boris Johnson, mantan Wali Kota London yang merupakan pemimpin kampanye Brexit alias British Exit, untuk menggantikan Cameron.
Sementara itu, jajak pendapat pada Senin (27/6) menunjukkan bahwa Boris kala pamor dari Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May.
Media Inggris juga ramai memberitakan mengenai pejabat lain yang mempertimbangkan untuk menggantikan Cameron, seperti mantan Menteri Luar Negeri, Stephen Crabb, dan Menteri Kesehatan, Jeremy Hunt.
(stu)