Serangan Bom Mobil dan Vandalisme Melanda Masjid di Perth

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 16:15 WIB
Serangan bom meledakkan sejumlah mobil dekat sebuah masjid di Perth, Australia Barat. Grafiti anti-Islam juga ditemukan di dinding masjid tersebut.
Ilustrasi masjid (Comstock Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan bom meledakkan dan membakar sejumlah mobil yang berjarak hanya beberapa meter dari dari sebuah masjid di Perth, Australia Barat pekan ini. Serangan yang juga disertai dengan grafiti anti-Islam di dinding luar masjid ini diduga bermotif kebencian terhadap Islam.

Polisi Australia Barat mengonfirmasi bahwa empat mobil dibakar menggunakan bom bensin pada Selasa (28/6) malam. Serangan ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, namun salah satu mobil rusak parah.

Para pelaku serangan juga menuliskan "F*** Islam" di dinding luar masjid yang terletak di Thornlie, Perth, berdekatan dengan Australian Islamic College. Ratusan Muslim setempat tengah melakukan salat berjemaah ketika serangan terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam Masjid Thornlie Imam Yahya Adel Ibrahim menyatakan kepada CNN bahwa para jamaah segera berlarian keluar masjid ketika mendengar suara ledakan yang menghancurkan salah satu mobil.

"Sebagian besar jamaah yang cemas dan takut, (bertanya), 'Mengapa menargetkan kita? Apakah mereka tidak tahu terdapat anak-anak di dalam masjid?' Ini merupakan tempat beribadah," katanya.

"Ketakutan dan penuh kekhawatiran, lingkungan ini trauma dengan serangan itu. Ini adalah daerah pemukiman, terdapat rumah warga tak jauh di seberang jalan," ujarnya.

Ibrahim pun menuliskan serangan ini di akun Facebook miliknya, yang menjadi viral di media sosial itu. Dalam tulisannya, Ibrahim menyatakan bahwa ini merupakan tindakan sejumlah individu saja, bukan seluruh masyarakat.

"Ini, tidak diragukan lagi, adalah kejahatan bermotif kebencian," tulisnya.

"(Setelah serangan itu) imam kemudian melanjutkan salat berjamaah dan para jamaah pun tetap berada di masjid. Ini bukan hanya tindakan untuk menunjukkan kami tidak takut, namun juga sebagai terapi dan membantu meyakinkan diri sendiri. Saya yakin masjid ini akan didatangi lebih banyak jamaah hari ini," ujarnya.

Juru bicara polisi Australia Barat menyatakan tiga orang terlihat berjalan ke gang di sebelah perguruan tinggi itu setelah serangan terjadi. Namun, belum dipastikan apakah mereka merupakan pelaku penyerangan.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyatakan pada konferensi pers pada Rabu (29/6) bahwa ia "sangat mengutuk setiap serangan semacam itu."

Serangan ini terjadi menjelang pemilihan umum Australia yang akan digelar pada Sabtu (2/7) mendatang.

Ibrahim mengungkapkan serangan ini memicu curahan dukungan dari masyarakat Perth dalam 24 jam terakhir dari berbagai agama dan usia. Ratusan orang mengutuk serangan itu di media sosial, mennyebutnya sebagai tindakan yang "menjijikkan" dan pengecut.

"Kami patah hati dan marah bahwa Anda akan diserang seperti ini," kata seorang pastor di Australia Barat, Jarrod McKenna, di halaman Facebook-nya.

"Tempat ibadah merupakan tempat yang suci, aman, tempat berdoa dan mengekspresikan apa yang paling kita cintai di hati," ujarnya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER