Jakarta, CNN Indonesia -- Perhitungan sementara pemilihan umum parlemen Australia menunjukkan persaingan ketat antara Partai Liberal dan Partai Buruh sehingga hasilnya diperkirakan belum dapat diketahui dalam waktu dekat. Proses penghitungan suara pun dilanjutkan pada hari ini, Senin (4/7).
Untuk menjadi kubu mayoritas dalam parlemen, salah satu partai harus mengamankan 76 kursi. Namun menurut perhitungan hingga Minggu (3/7), perolehan suara kedua partai terpaut sangat tipis, yaitu 72 kursi bagi Partai Liberal dan 63 untuk Partai Buruh.
Dengan 30 persen suara belum terhitung, hasil ini semakin tak pasti karena anggota dewan rendah yang belum menggunakan hak suaranya akan mengikuti proses pemilu pada Selasa (5/7). Kertas suara yang dikirim melalui pos pun belum dihitung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, lima partai politik dan politisi independen lainnya juga belum menentukan pilihan untuk mendukung salah satu kubu. Kelima pihak tersebut adalah Partai Hijau, Partai Nick Xenophon Team, Katter's Australian Party, Andrew Wilkie, dan Cathy McGowan, yang masing-masing memiliki jatah satu kursi.
Seperti dilansir
Reuters, pemilu kali ini pun dianggap sebagai tantangan tersendiri bagi Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, dalam mempertahankan kepempinannya. Pasalnya, partai mayoritas lah yang berhak membentuk pemerintahan.
Jika Koalisi Partai Liberal-Nasional pimpinan Turnbull kalah, maka pemerintahan akan dirombak ulang. Dalam tiga tahun terakhir, Australia sudah empat kali berganti perdana menteri.
Ketidakpastian ini akhirnya membuat politik dan perekonomian Australia terombang-ambing. Nilai dolar Australia pun turun sekitar setengah sen terhadap dolar Amerika Serikat.
Saham Australia juga diperkirakan akan terkena imbas ketidakpastian pemilu ini. Namun hingga kini, indeks harga saham lokal masih naik 0,6 persen.
(ama)