Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 48 orang tewas di Suriah pada hari terakhir gencatan senjata yang dicanangkan selama tiga hari hingga Jumat (8/7), tepatnya ketika umat Muslim merayakan Idul Fitri.
Sebanyak 23 orang meninggal dunia di sebuah tempat berlibur di Idlib. Sementara itu, setidaknya 25 orang tewas ketika kelompok pemberontak menyerbu daerah kekuasaan pemerintah di Aleppo.
Syrian Observatory for Human Rights menjabarkan, kebanyakan orang yang tewas datang dari provinsi sekitar lokasi untuk menikmati libur Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu merupakan pemandangan yang sangat menyeramkan karena banyak orang jatuh ke sungai. Ada anak-anak, perempuan, juga laki-laki," ujar Ahmad Yaziji, seorang kepala pertahanan sipil di dekat Kota Jisr al-Shughour, kepada
Reuters.
Meskipun pemerintah sendiri yang mengumumkan gencatan senjata selama 72 jam, tapi menurut pemberontak dan Observatory, masih ada letupan kecil dan berujung pertempuran.
Pada Kamis (7/7), misalnya, pasukan pemerintah mengepung wilayah kekuasaan pemberontak di Aleppo, menutup satu-satunya akses menuju bagian kota lainnya.
Jet-jet Rusia dan Rusia terpantau masih melancarkan serangan udara di beberapa bagian negara tersebut. Namun, belum diketahui pihak mana yang melakukan gempuran di Idlib.
Saat pengumuman masa tenang, memang belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai kelompok mana saja yang ikut serta dalam gencatan senjata ini.
Pada Februari lalu, negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat dan Rusia, menyepakati gencatan senjata di beberapa wilayah barat Suriah demi mendukung kelancaran perundingan damai antara pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan kelompok pemberontak.
Gencatan senjata itu disepakati oleh banyak milisi pemberontak, tetapi tidak termasuk Front Nusra dan ISIS.
Kendati demikian, beberapa serangan udara dan pertempuran darat masih kerap terjadi di beberapa daerah.
(den)