Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat akan mempertimbangkan rencana kerja sama dengan pasukan Suriah untuk melawan ISIS dan Front Nusra jika pemerintah berhenti menggempur pemberontak moderat.
Selama ini, Amerika Serikat mendukung para pemberontak moderat yang berupaya menggempur ISIS dan pasukan pemerintah.
Washington Post memberitakan bahwa pemerintah AS sebenarnya sudah mengajukan permohonan kerja sama ini kepada Rusia. Namun, rencana ini masih terus dibicarakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut beberapa pejabat AS dan sejumlah pakar, rencana ini sangat tergantung pada sikap Rusia yang merupakan sekutu Presiden Bashar al-Assad. Banyak pakar ragu Rusia mau menekan Assad untuk tidak menggempur kelompok pemberontak moderat.
Koalisi serangan udara Rusia yang mengklaim membantu Assad menumpas ISIS pun dilaporkan kerap kali menargetkan kelompok pemberontak moderat.
Selain itu, Suriah juga disinyalir akan meminta pemberontak untuk memisahkan diri dari Front Nusra yang dianggap teroris. Pemberontak moderat juga harus pindah ke daerah yang teridentifikasi, di mana mereka kemungkinan lebih rentan terhadap serangan pemerintah dan Rusia.
"Jika pemberontak moderat memisahkan diri dari Nusra, Rusia dan Assad akan langsung membunuh mereka. Gagasan pemberontak moderat memisahkan diri dari Nusra tidak bisa terjadi. Rencana itu sudah tidak mungkin sejak awalnya," ujar analis Institut Studi Perang, Chris Harmer.
(ama)