AS-Korsel Siagakan Rudal, Korut Ancam Respons Fisik

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 11 Jul 2016 10:38 WIB
Korut mengancam respons fisik jika AS dan Korsel merealisasikan rencana penempatan sistem pertahanan rudal THAAD untuk mengantisipasi nuklir Pyongyang.
Korut mengancam respons fisik jika AS dan Korsel merealisasikan rencana penempatan sistem pertahanan rudal THAAD untuk mengantisipasi nuklir Pyongyang. (Reuters/KCNA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara mengancam akan memberikan "respons fisik" terhadap keputusan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang menurunkan sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Semenanjung Korea guna mengantisipasi nuklir Pyongyang.

"Akan ada langkah-langkah respons fisik dari kami secepat mungkin setelah THAAD dibawa ke Korea Selatan," demikian bunyi pernyataan resmi militer Korut seperti dilansir kantor berita KCNA, Senin (11/7).

Militer Korut mengancam akan menghancurkan Korsel jika sistem pertahanan antirudal itu benar-benar diterjunkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan keinginan teguh tentara kami untuk melawan serangan balas dendam yang kejam dan mengubah [Korsel] menjadi lautan api dan tumpukan debu ketika mereka memutuskan untuk mengerahkannya," bunyi pernyataan itu seperti dikutip Reuters.

Pada Jumat lalu, Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa pemilihan situs penempatan THAAD akan diumumkan dalam beberapa pekan ke depan. AS dan Korsel menargetkan sistem itu dapat beroperasi pada akhir 2017.

Sistem pertahanan itu akan dioperasikan oleh Pasukan AS di Korea "untuk melindungi pasukan militer sekutu." AS memang menerjunkan 28.500 tentara di Korsel, peninggalan dari Perang Korea pada 1950-1953.

THAAD ini akan difokuskan hanya untuk ancaman rudal dan nuklir Korut dan tidak akan diarahkan ke negara pihak ketiga.

Namun keputusan AS dan Korsel ini menuai protes dari China, sekutu Korut. Kementerian Luar Negeri China mengatakan sistem pertahanan itu hanya akan menciptakan ketidakstabilan di kawasan dan tidak menghentikan program nuklir Korut.

"China mendesak AS dan Korsel menghentikan proses pengerahan sistem anti-rudal THAAD, tidak lagi mengambil langkah yang semakin memperumit situasi dan tidak melakukan hal-hal yang merusak kepentingan keamanan strategis China," demikian pernyataan Kemlu China.

Pengumuman pengerahan THAAD ini merupakan bagian dari upaya AS dan Korsel untuk melawan Korut sejak Pyoyang melakukan uji coba nuklir keempatnya pada Januari lalu, disusul dengan peluncuran satelit menggunakan roket sebulan kemudian.

Sebelumnya, AS sudah memberikan sanksi bilateral. Tak hanya itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memperkuat sanksi terhadap Korut karena program nuklir ini.

Sehari sebelum pengumuman pengerahan THAAD, AS bahkan mengumumkan sanksi baru dengan memasukkan 10 pejabat Korut, termasuk Kim Jong-un, ke dalam daftar hitam.

Korut geram karena menurut Pyongyang, keputusan AS merupakan penghinaan terhadap pemimpin tertinggi mereka. Korut pun menyebut keputusan ini sebagai "deklarasi perang" dan bersumpah akan memberikan respons keras. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER