Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Inggris David Cameron menuturkan akan mengundurkan diri secara resmi pada Rabu (13/7) nanti. Dengan catatan, apabila Theresa May berhasil menjadi calon tunggal yang tersisa dari kandidat lainnya untuk mengambil alih kepemimpinan Cameron.
Saat ini, seperti dilansir CNN, Menteri Energi Andrea Leadsom, satu-satunya pesaing May telah mengumumkan, berhenti dari kompetisi persaingan kekuasaan pada Senin (11/7). May menjadi orang terakhir yang akan menduduki jabatan yang tak diinginkan tersebut.
Panggung politik Inggris ini merupakan putaran terbaru dalam sejarah politik Inggris setelah referendum 23 Juni lalu yang membawa Inggris keluar dari persekutuan Uni Eropa (Brexit).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
May sendiri masih menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris. Namun, banyak pihak berbisik, May menjadi kandidat terkuat. Bahkan, beberapa analis meramalkan May akan menduduki kantor barunya pekan ini juga.
Kalau benar terjadi, berarti pengunduran diri Cameron akan lebih cepat dari estimasi awalnya, yaitu Oktober, seperti yang diumumkannya usai referendum Inggris. Boleh dibilang, keputusan Brexit mengecewakan banyak politisi, termasuk Cameron.
"Ada yang absurd (tidak masuk akal) dalam sistem di mana perdana menteri bisa dipilih oleh orang-orang yang mendukung salah satu partai dalam pemerintahan. Tidak diragukan lagi akan menjadi frustrasi publik. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan. Hal ini akan segera diputuskan," tutur Robin Oakley, Kontributor Politik CNN.
(bir)