Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Inggris yang disandera ISIS, John Cantlie, kembali muncul dalam sebuah video propaganda. Seperti video sebelumnya, Cantlie memperlihatkan kehancuran di kota kekuasaan ISIS akibat serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Diberitakan
CNN, dalam video yang dirilis di internet pada Selasa (12/7) itu, Cantlie berdiri di depan Universitas Mosul di Irak. Bangunan hancur berkeping-keping karena serangan udara koalisi AS pada Maret lalu.
Koalisi AS mengatakan kampus itu menjadi sarang ISIS sehingga harus dihancurkan. Dalam video berdurasi tiga menit itu, Cantlie bertugas bak reporter, melaporkan kehancuran kampus tersebut yang menurut dia adalah kesalahan besar AS. Pernyataan Cantlie itu diduga berkat paksaan dari pihak ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Universitas Mosul adalah salah satu universitas terbesar dan terbaik di Irak...Sekarang hanya tinggal puing-puing besar," ujar Cantlie.
Dalam tiga adegan terakhir video yang semuanya diambil di Mosul itu, Cantlie berdiri di pusat bisnis, saat masyarakat tengah berbelanja keperluan Idul Fitri, seakan memperlihatkan kehidupan warga yang normal di wilayah pendudukan ISIS. Melihat waktu pengambilannya, diperkirakan video itu dibuat pekan lalu.
Cantlie, seorang jurnalis, diculik ISIS pada tahun 2012 saat meliput di Suriah. Dia beberapa kali muncul dalam video propaganda ISIS.
Sebelumnya Maret lalu, Cantlie tampil dalam video ISIS di Mosul. Dalam video tersebut, pria 45 tahun itu memperlihatkan sebuah kios koran kecil di pinggir jalan yang hancur oleh serangan AS.
"Setelah 20 bulan dan menghabiskan US$5 miliar, Amerika sukses menghancurkan kios media ISIS," ujar Cantlie kala itu.
Video merupakan salah satu alat propaganda ISIS dalam menebar ancaman atau merekrut anggota. ISIS menampilkan pemenggalan sandera atau pertempuran dalam video.
Pada September 2014, ISIS mengeksekusi mati David Haines, warga asal Inggris. Pada Oktober di tahun yang sama, ISIS memenggal Alan Henning, pekerja kemanusiaan asal Inggris.
(den)