Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur badan intelijen Amerika Serikat, CIA, John Brennan, mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri jika diperintahkan melanjutkan
waterboarding terhadap terduga teroris. Pernyataan Brennan ini merujuk pada komentar calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, yang ingin melakukan metode interogasi kontroversial tersebut jika terpilih kelak.
“Saya bisa berkata selama saya menjadi direktur CIA, terlepas dari apa yang dikatakan presiden, saya tidak akan menjadi direktur CIA yang memberi perintah itu. Mereka harus menemukan direktur lain,” kata Brennan pada Rabu (13/7), meski tidak menyebut langsung nama Trump.
Waterboarding merupakan cara interogasi dengan mengikat tangan dan menutup kepala seseorang kemudian menyiramnya dengan air untuk memberikan efek tenggelam yang pertama kali dipraktekkan pada era Presiden George W. Bush.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump akan resmi menjadi calon Partai Republik dalam pemilu AS pada November mendatang setelah konsensi nasional yang dimulai Senin depan. Dalam kampanyenya di Indianapolis pada 20 April lalu, pengusaha real estate itu kembali menyinggung soal
waterboarding.
“Mereka bertanya pada saya: ‘Apa pendapat saya soal
waterboarding, Mr. Trump?’ Saya katakan saya menyukainya. Saya menyukainya, menurut saya itu bagus. Dan saya katakan, kita seharusnya membuat yang lebih berat dari
waterboarding,” ujar Trump.
Pada 2009 setelah menjabat sebagai presiden, Barack Obama menandatangani perintah eksekutif yang melarang teknik interogasi dengan
waterboarding. Namun aturan semacam itu bisa dibatalkan oleh presiden selanjutnya.
Waterboarding sendiri sudah dikritik tak hanya oleh Obama, tapi juga banyak pejabat AS, dan kelompok hak asasi manusia. Namun beberapa pejabat CIA serta pendukung Bush menyebut bahwa metode tersebut efektif untuk mendapat informasi intelijen yang berharga.
(stu)