Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan teror menggunakan truk di Nice, Prancis, membuat pemerintah Prancis memperkuat pengamanan di seluruh negeri. Termasuk pemanggilan 12 ribu anggota pasukan cadangan kepolisian.
Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve mengatakan, pasukan itu akan memperkuat 120 ribu personel yang sudah ada.
Terkait penyelidikan serangan yang menewaskan 84 orang itu, polisi telah menangkap tiga orang lain, yang diduga memiliki kaitan dengan Mohamed Lahouaiej Bouhlel, 31 tahun, pengemudi truk yang menabrakkan truknya ke kerumunan orang di Nice.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok ISIS mengklaim pelaku serangan di Nice adalah salah satu serdadunya. Tapi kaitan antara Bouhlel, yang tewas ditembak polisi, dengan ISIS masih belum bisa dipastikan.
Tapi Menteri Cazeneuve menduga, Bouhlel mengalami radikalisasi dengan cepat, berdasarkan kesaksian orang-orang yang dekat dengannya.
Berbicara dari daerah asal Bouhlel di Tunisia, saudarinya, kepada Reuters, mengatakan Bouhlel memang memiliki masalah psikologi ketika pergi dari Tunisia ke Prancis pada 2005.
Keluarga dan teman-temannya di Nice juga ragu bahwa Bouhlel memiliki keterkaitan dengan kelompok Islam militan.
Kepolisian Prancis menangkap tiga orang lagi yang diduga terlibat aksi teror dengan truk yang menewaskan 84 orang di kerumunan orang yang sedang merayakan Bastille Day di Nice, Prancis.
Dengan begitu, sudah lima orang yang ditangkap. Termasuk mantan istri Bouhlel sendiri. Tapi polisi enggan mengungkapkan identitas empat orang lain yang ditangkap.
Bouhlel mengemudikan truk ke arah kerumunan orang di kota Riviera, Nice, pada Kamis malam. Truk dikemudikan secara zigzag di sepanjang Promenade des Anglais sejauh dua kilometer, sebelum polisi menembaknya.
(ded/ded)