Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah drama percobaan kudeta militer yang gagal, sejumlah penerbangan dari dan menuju bandara internasional di Istanbul kembali beroperasi. Meski demikian, beberapa maskapai asing memilih membatalkan penerbangan sepanjang akhir pekan.
Situasi mulai berangsur normal di Turki usai percobaan kudeta yang berlangsung pada Jumat (15/5) tengah malam oleh faksi militer. Pemerintah Turki telah menyatakan situasi kini aman terkendali, meski sejumlah tank militer yang digunakan pelaku kudeta masih terlihat terparkir di depan bandara.
Juru bicara Turkish Airlines memaparkan seluruh penerbangan maskapai itu kini kembali ke jadwal normal di bandara Ataturk, bandara terbesar ketiga di Eropa. Namun, diperkirakan akan terjadi sejumlah penundaan penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai Turki yang bergerak di sektor penerbangan murah, Pegasus, juga menyatakan bahwa sejumlah penerbangannya mengalami penundaan.
Ketua Turkish Airlines Ilker Ayci menyatakan kepada
CNN Turk bahwa penutupan Bandara Ataturk pada Jumat (15/5) menyebabkan pengalihan 35 pesawat dan membatalkan 32 penerbangan.
Maskapai Middle East Airlines milik Libanon juga memilih melanjutkan penerbangan meski hanya dua kali sehari ke Ataturk, dimulai pada Minggu (17/7).
Sementara, British Airways menyatakan akan menghentikan semua penerbangan ke Turki pada Sabtu (16/7) dan satu penerbangan pada Minggu sebagai tindakan pencegahan.
"Keselamatan dan keamanan pelanggan kami dan kru selalu menjadi prioritas utama kami dan kami tidak akan pernah mengoperasikan penerbangan, kecuali kondisi aman," bunyi pernyataan dari British Airways, dikutip dari
Reuters.
Turki merupakan salah satu negara destinasi wisata warga Inggris dan negara Eropa lainnya. Menurut Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran, terdapat lebih dari 2,5 juta warga Inggris mengunjungi Turki setiap tahun.
Maskapai EasyJet menyatakan akan mengikuti saran dari pemerintah Inggris untuk melanjutkan penerbangan, namun akan memantau perkembangan.
Maskapai Jerman, Lufthansa, membatalkan semua penerbangan ke Istanbul dan Ankara pada Sabtu, termasuk sejumlah penerbangan tujuan wisata di Turki, seperti Bodrum dan Antalya.
Operator tur Thomas Cook menyatakan bahwa sebagian besar pelancong asal Jerman yang sudah memesan tur liburan ke Antalya atau Bodrum diterbangkan pada Sabtu.
Rusia juga menangguhkan penerbangan penumpang ke Turki atas perintah Presiden Vladimir Putin, menurut laporan kantor berita
Tass.
Maskapai EgyptAir milik Mesir juga membatalkan semua penerbangan pada Sabtu ke Istanbul. EgyptAir memiliki 14 penerbangan ke Istanbul per pekan, dan menyatakan belum dapat memastikan kapan penerbangan mereka ke Turki kembali beroperasi.
Semua penerbangan dari Istanbul ke Sofia pada Sabtu juga dibatalkan, menurut situs bandara Sofia.
Percobaan kudeta militer di Turki mengejutkan publik dunia, utamanya di tengah serangkaian serangan pengeboman yang melanda Turki tahun ini. Juni lalu, 45 orang tewas akibat serangan bunuh diri di bandara utama Istanbul.
Jumlah pengunjung asing ke Turki pun turun sebanyak 28 persen pada April, menurut data yang dirilis pada Jumat. Jumlah itu merupakan penurunan terbesar dalam 17 tahun terakhir.
Penurunan wisatawan ini merupakan pukulan keras bagi perekonomian Turki, utamanya di tengah perlambatan ekspor dan melemahnya iklim investasi.
Beberapa ekonom memperkirakan bahwa pendapatan pariwisata akan turun seperempat tahun ini, atau sekitar US$8 miliar.
(ama)