Jakarta, CNN Indonesia -- Baku tembak terjadi antara anggota kepolisian di Baton Rouge, Louisiana, dengan orang tak dikenal, Minggu (17/7). Sebanyak enam polisi jadi korban dan tiga orang di antaranya dilaporkan tewas, dua terluka parah, dan satu terluka ringan. Sementara seorang penembak tewas ditembak polisi.
Sumber CNN menyatakan peristiwa itu bermula saat sebuah laporan diterima polisi mengenai pria mencurigakan yang berjalan di Airline Highway sambil menenteng senapan serbu. Saat polisi tiba, baku tembak pun tak terhindarkan.
Seorang penembak ditembak mati oleh polisi. Tapi pelaku diduga lebih dari satu orang. Polisi masih mencari beberapa orang yang memakai topeng dan kostum hitam atau kostum militer. "Kalau melihat orang dengan ciri-ciri itu, tolong segera laporkan," kata L.J. McKneely dari kepolisian Baton Rouge.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kip Holden, Wali Kota East Baton Rouge Parish, mengatakan pihak berwenang masih berusaha mengendalikan situasi. Penembaknya, kata Holden, berhasil ditaklukkan. Tapi polisi masih melakukan penyelidikan mengenai peristiwa itu.
“Segalanya berlangsung dengan cepat, sehingga saya tidak bisa segera memverifikasi segalanya,” kata dia, seperti dikutip CNN.
Sejak terjadinya penembakan yang menewaskan Alton Sterling oleh polisi di Baton Rouge pada awal bulan ini, kepolisian mengkhawatirkan keselamatan personelnya. Sterling adalah pria kulit hitam 37 tahun yang ditembak beberapa kali oleh dua polisi berkulit putih di Baton Rouge, 5 Juli 2016. Penembakan bermula saat ada laporan mengenai seorang pria berbaju merah mengancam seseorang di luar mini market dengan senjata api.
Dua polisi, Howie Lake dan Blane Salamoni, membekuk Sterling sebelum menembaknya dari jarak sangat dekat. Hasil autopsi, Sterling tewas akibat luka tembak di dada dan punggungnya.
“Kami tidak bisa anggap enteng,” Sherif East Baton Rouge, Sid Gautreaux, pekan lalu. Pernyataannya dikeluarkan setelah polisi menangkap tiga orang yang diyakini berencana membunuh polisi di kota itu.