Nama Penunggak Utang Dipajang di Papan Iklan di China

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 14:25 WIB
Pengadilan di China memajang nama-nama, foto, dan alamat para penunggak utang di papan iklan stasiun kereta.
Pengadilan di China memajang nama-nama, foto, dan alamat para penunggak utang di papan iklan stasiun kereta. (Reuters/Aly Song )
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan di China memajang nama-nama, foto, dan alamat para penunggak utang di papan iklan stasiun kereta. Tindakan ini ampuh mempermalukan para penunggak utang dan memaksa mereka keluar dari persembunyiannya.

Menurut pernyataan  Pengadilan Transportasi Kereta Shanghai, dikutip Reuters, Rabu (19/7), total ada 20 orang yang dianggap "tidak jujur" yang dibeberkan identitasnya di layar iklan besar di dua stasiun kereta utama Shanghai pekan lalu.

Utang mereka paling kecil berjumlah 1.984,1 yuan atau lebih dari Rp3,8 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah pengadilan mengungkap identitas ini diikuti juga oleh koran, televisi dan internet. Menurut kantor berita China News Agency, sudah hampir 3,4 juta debitur yang diungkap identitasnya di seluruh China.

Tahun lalu, sebanyak 30 penunggak utang dipublikasi namanya di Provinsi Anhui. Tidak lama setelah publikasi tersebut, seorang pria mendatangi pengadilan dan berjanji membayar utangnya sebesar 5 juta yuan atau lebih dari Rp9,7 miliar.

Ribuan orang yang dipublikasi namanya mengaku kesulitan menyekolahkan anak di sekolah swasta, menginap di hotel berbintang, atau berlibur. Selain itu, mereka juga sulit membeli tiket pesawat, dan hampir 900 ribu orang tidak bisa membeli tiket kereta bisnis.

Pengungkapan nama para debitur ini merupakan dampak dari perlambatan ekonomi China beberapa tahun terakhir, yang selama beberapa dekade sebelumnya meningkat pesat.

"Kepatutan publikasi informasi seperti ini ke publik memang dipertanyakan karena melanggar privasi. Namun perekonomian China melambat sehingga menciptakan lingkaran setan. Sulit mencari uang, yang membuat pengusaha China sulit mengembalikan pinjaman," ujar Professor Hu Xingdou, dari Beijing Institute of Technology. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER