Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang masa kampanye pencalonannya sebagai presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkenal kerap kali melontarkan kalimat bernada kasar, kontroversial dan tak jarang, rasis. Ujaran Trump tersebut kini dimanfaatkan oleh rivalnya, Hillary Clinton, dalam aplikasi #TrumpYourself, untuk menyoroti kembali berbagai kalimat kasar yang pernah dilontarkan taipan
real-estate itu.
Diberitakan
CNN pada Kamis (21/7), para pendukung Clinton ramai menggunakan aplikasi ini di media sosial mereka, utamanya Twitter. Mereka menggunggah foto diri melalui aplikasi yang akan membuat wajah mereka dicoreti kalimat-kalimat Trump, seperti, "Menyedihkan!", "Babi gendut", "Pecundang", "Pembenci", dan "Saya tak pernah melihat orang kurus minum Diet Coke."
Aplikasi ini diumumkan langsung oleh Clinton di Twitter resmi miliknya pada Kamis pagi, yang segera disambut oleh para pendukungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memperkenalkan #TrumpYourself. Lihatlah sendiri apa yang dipikirkan @realDonaldTrump tentang orang-orang seperti kalian," kata Clinton sembari menyisipkan tautan ke situs
www.TrumpYourself.org.
 Aplikasi ini diumumkan langsung oleh Clinton di Twitter resmi miliknya pada Kamis (21/7) pagi. (Screenshot via Twitter/@HillaryClinton) |
Situs itu terkait langsung dengan situs resmi Clinton dan dapat digunakan dengan memberikan sumbangan kepada kampanye Clinton.
Salah satu pendukung Clinton membagikan fotonya menggunakan aplikasi #TrumpYourself. (Screenshot via Twitter/@dianafakhouri) |
"Sekarang kita tahu apa yang benar-benar dipikirkan Trump tentang kita. Menyedihkan," ujar Clinton.
Trump telah secara resmi ditunjuk sebagai calon presiden dari Republik, melalui konvensi nasional partai itu yang berlangsung selama empat hari dan dimulai pada Senin (18/7) lalu. Dalam konvensi tersebut, berbagai hinaan soal Clinton terlontar dari para pendukung dan pejabat Republik yang hadir.
Para pendukung Trump bahkan menyerukan, "Penjarakan Clinton," sehubungan dengan kasus serangan terhadap misi AS di Benghazi, Libya, ketika Clinton masih menjabat sebagai menteri luar negeri AS pada periode pertama kepemimpinan Barack Obama.
(ama)