Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat tinggi Jerman menyerukan kontrol lebih ketat atas penjualan senjata api menyusul insiden penembakan di sebuah mal di Munich oleh seorang remaja yang menewaskan sembilan orang.
“Kita harus terus melakukan semua yang kita bisa untuk membatasi dan mengontrol dengan ketat akses ke senjata mematikan,” kata Wakil Kanselir Jerman yang juga pemimpin kelompok kiri-tengah Sosial Demokrat, Sigmar Gabriel, kepada grup media Funke Mediengruppe, Minggu (24/7).
Gabriel mengatakan bahwa otoritas Jerman sedang menyelidiki bagaimana pelaku penembakan keturunan Iran-Jerman berusia 18 tahun itu bisa mendapat senjata meski memiliki masalah psikologis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kontrol senjata adalah masalah penting,” kata Gabriel.
Penembakan di Munich adalah insiden ketiga yang terjadi di Eropa Barat-dan kedua di Jerman-dalam delapan hari. Sebelumnya, teror truk menewaskan 84 orang di Nice, Perancis. Selang beberapa hari kemudian, terjadi insiden penusukan di kereta di Jerman, melukai beberapa orang.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere, mengatakan kepada harian Bild am Sonntag dalam wawancara terpisah bahwa ia berencana untuk meninjau hukum soal pengendalian senjata di Jerman pasca serangan di mal.
De Maiziere mengatakan bahwa hukum senjata Jerman sangat ketat, sehingga sangat penting mengetahui bagaimana pelaku penembakan di Munich bisa mendapat senjatanya.
“Lalu kita harus mengevaluasi dengan sangat hati-hati jika dan di mana perubahan hukum dibutuhkan,” kata dia pada Minggu.
(stu)