Jakarta, CNN Indonesia -- Jerman mengancam akan menarik kembali tentara mereka yang ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik, Turki, jika Ankara terus menghalangi anggota parlemen Jerman mengunjungi pasukan itu.
"Tentara Jerman bertanggung jawab kepada parlemen. Jika parlemen tidak dapat menemui tentaranya, maka tentara itu tidak dapat tinggal di sana. Itu sudah sangat jelas," ujar Wakil Kanselir Jerman, Sigmar Gabriel, seperti dikutip
Reuters, Rabu (13/7).
Kini, ada 250 tentara di pangkalan tersebut. Mereka tergabung dalam operasi NATO untuk melawan militan ISIS di Irak.
Turki mulai menutup akses ke pangkalan udara ini sejak Ankara menyampaikan amarahnya setelah parlemen Jerman menyatakan pembantaian warga Armenia oleh pasukan Ottoman pada 1915 merupakan tindakan genosida.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jerman dan Turki memang merupakan rekan penting dalam urusan imigran yang membanjiri Eropa akibat konflik di Suriah. Namun, hubungan kedua negara mengalami panas dingin karena beberapa masalah belakangan ini, salah satunya terjadi pada April lalu.
Saat itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, merasa dilecehkan dengan disiarkannya lagu satire mengenai dirinya di salah satu stasiun televisi Jerman. Turki akhirnya mengambil langkah hukum terhadap komedian yang menciptakan lagu itu.
Ancaman penarikan pasukan ini dianggap dapat menjadi tindakan paling keras dalam pasang surutnya hubungan kedua negara.
Sebelumnya, Kanselir Jerman, Angela Merkel, juga menegaskan bahwa anggota parlemen negaranya harus diizinkan mengunjungi pasukannya. Ia mengatakan akan mencoba mengatasi masalah ini dengan pemerintah Turki.
Jerman sendiri biasa mengunjungi pasukannya yang ditugaskan ke luar negeri, terutama di Afghanistan. Kini, Jerman menerjunkan pasukannya untuk 13 operasi berbeda di beberapa wilayah.
(stu)