Satu Bayi Turut Jadi Korban Kapal Tenggelam di Malaysia

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2016 09:30 WIB
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa satu bayi turut menjadi korban tewas akibat kapal yang tenggelam di Malaysia pada akhir pekan lalu.
Ilustrasi pencairian korban kapal tenggelam (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menyatakan bahwa satu bayi turut menjadi korban kapal yang tenggelam di Malaysia pada akhir pekan lalu.

Dalam pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia.com pada Senin (25/7), Iqbal mengkonfirmasi bahwa tim SAR menemukan dua jenazah pria, menambah korban tewas menjadi 11 orang. Iqbal memaparkan bahwa 11 korban tewas terdiri dari 10 jenazah orang dewasa dan satu bayi.

Iqbal juga mengkonfirmasi bahwa dari 10 jenazah dewasa, hingga saat ini baru 2 jenazah yang berhasil diidentifikasi secara visual oleh keluarga mereka di Malaysia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagaimana dalam kasus serupa sebelumnya, salah satu tantangan dalam identifikasi adalah kondisi jenazah serta tidak adanya tanda pengenal yang dapat dijadikan rujukan," ujar Iqbal.

Iqbal menuturkan bahwa Kemlu RI telah berkoordinasi dengan DVI Polri untuk mengantisipasi kebutuhan bantuan proses identifikasi jenazah.

Sementara, Konsul Jenderal RI Johor Bahru Taufiqur Rizal menyatakan bahwa korban yang selamat berjumlah 34 orang, terdiri dari 26 pria dan delapan perempuan.

"Saat ini mereka ditempatkan di ruang tahanan sementara di Kantor Imigrasi Johor Bahru," ujar Taufiqur ketika dihubungi oleh CNNIndonesia.com.

Dari 34 orang yang sejauh ini berhasil diselamatkan diketahui berasal dari NTB (10), Jawa Timur (9), Aceh(4), Sumatera Utara (4), NTT (3), Banten (2), Jambi (1) dan Sumatera Barat (1).

Taufiqur menyatakan bahwa upaya pencarian hingga kini masih terus dilanjutkan selama beberapa hari ke depan. Masih ada setidaknya 15 WNI yang belum diketemukan.

Insiden terjadi ketika kapal laut yang ditumpangi setidaknya 60 WNI dari Johor menuju Batam, Kepulauan Riau, tenggelam pada Sabtu (23/7). Taufiqur menyatakan bahwa kapal yang tenggelam adalah kapal yang berlayar tidak resmi alias jalur belakang.

Taufiqur memaparkan bahwa penyebab kapal tenggelam adalah cuaca yang buruk dengan gelombang laut yang sangat tinggi. "Baru lepas pantai sekitar 500 meter, kapal dimasuki oleh air, mesin kapal mati, sehingga terombang-ambing mereka," kata Taufiqur.

Kapal mengalami mati mesin sekitar pukul 23.00 waktu setempat pada Sabtu (23/7). Sementara, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Johor Bahru mendapat laporan soal 34 WNI yang selamat dari otoritas Malaysia bahwa pada Minggu (24/7) pukul 05.00 waktu setempat.

Segera setelah menerima informasi tersebut Menlu RI meminta Taufiqur untuk menangani para korban. Taufiqur sendiri mengaku pihaknya sudah bertemu langsung dengan Kepala Polisi Johor Bahru dan Wakil Kepala Imigrasi Johor Bahru terkait upaya pemulangan WNI.

Sejauh ini, kedua otoritas tersebut sepakat untuk mempermudah proses pemulangan. "KJRI saat ini sudah mulai menyiapkan dokumen perjalanan bagi para korban, mungkin siang ini," kata Taufiqur.

Sejak 2013, sudah terjadi tujuh kali peristiwa tenggelamnya kapal pengangkut TKI tidak berdokumen melalui jalur tidak resmi. Dari tujuh peristiwa tersebut tercatat sekurangnya 152 orang meninggal dan hilang. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER