Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Kaine, calon wakil presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat tampil untuk pertama kali di depan publik bersama calon presiden Hillary Clinton untuk memaparkan pandangannya soal Amerika. Dalam pidatonya itu, tak luput Kaine meluncurkan "serangan" dan kritik yang tajam terhadap capres dari Republik, Donald Trump.
Bergabung Clinton dalam kampanye di negara bagian Florida, Kaine yang menyisipkan sejumlah kalimat berbahasa Spanyol dalam pidatonya ketika ia memperkenalkan diri kepada para pemilih pada Sabtu (26/7).
Senator dari Virginia ini mengkritik pernyataan Trump baru-baru ini yang mengindikasikan bahwa Trump akan mengabaikan kesepakatan pertahanan antara AS dengan negara-negara NATO, jika ia terpilih melenggang ke Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaine juga tak luput menyinggung soal sejumlah kasino milik Trump yang bangkrut dan upaya pembangunan Trump Univeristy yang gagal.
"Ketika Donald Trump mengatakan ia mendukung Anda, Anda lebih baik hati-hati," kata Kaine ditemani dengan Clinton yang duduk di sembari mengangguk di sisinya.
"Dia meninggalkan jejak janji yang merusak dan menghancurkan kehidupan di mana pun ia berada. Kita tidak bisa membiarkan dia melakukan hal yang sama untuk negara kita," ujar Kaine, dikutip dari Reuters.
Sebaliknya, menurut Kaine, Clinton "tidak menghina orang, ia mendengarkan mereka. Konsep yang sangat baru."
Dalam pidatonya, Kaine juga mengatakan bahwa ia merupakan seorang yang optimistis. Ia juga memaparkan masa kecilnya di Kansas City dan upayanya membantu ayahnya bekerja di toko logam. Kaine juga mengungkapkan ia pernah mengikuti ayahnya menunaikan misi Katolik ke Honduras, di mana ia membantu para remaja setempat dengan keahlian pertukangan dan pengelasan, sementara mereka mengajarinya bahasa Spanyol.
Dia mengatakan bahwa Honduras mengajarkannya nilai-nilai kehidupan, yakni "Fe, familia, y trabajo," atau yang berarti "iman, keluarga, dan pekerjaan."
Kaine kemudian terlihat emosional ketika ia menyinggung serangan penembakan di Universitas Virginia Tech pada 2007 yang menewaskan 32 orang. Saat itu, ia menjadi gubernur negara bagian itu, dan menyatakan itu merupakan hari terburuk dalam hidupnya.
Sejalan dengan janji Clinton, Kaine juga berjanji memperjuangkan program pengendalian senjata "yang sehat," yang selama ini kerap gagal akibat lobi kuat dari Asosiasi Senapan Nasional, NRA.
Clinton mengumumkan Kaine sebagai pasangan cawapresnya dalam perebutan kursi Gedung Putih pada 8 November mendatang. Clinton sendiri rencananya akan secara resmi ditunjuk sebagai capres dalam konvensi Demokrat di Philadelphia yang akan dimulai pada Senin (25/7).
Kaine segera diajak Clinton berkampanye di Miami karena kefasihannya berbahasa Spanyol dianggap menjadi cara menjaring dukungan dari Florida. Memilih Kaine, Clinton berharap dapat mengalahkan saingannya, pasangan Trump dan Mike Pence.
"Senator Tim Kaine adalah kebalikan dari Donald Trump and Mike Pence. Ia memiliki kualifikasi untuk jabatan ini dan akan mulai bekerja sejak hari pertama," tutur Clinton.
Clinton berharap Kaine akan membantu upayanya mengumpulkan dukungan dari seluruh pendukung Demokrat. Namun, sejumlah pakar kecewa dengan pemilihan Kaine, karena ia pernah ikut andil memenuhi populasi penjara di AS.
Strategi yang didukung Kaine, atau yang dikenal sebagai Project Exile, tak begitu disukai kalangan kulit hitam. Proyek itu digagas pada 1997 di Richmond, Virginia, dan kini sudah tak lagi berjalan.
Project Exile merupakan hasil kerja sama Partai Demokrat, Partai Republik, dan kelompok lobi serta pendukung pengontrolan senjata di AS. Proyek itu mendapat banyak kritik karena dinilai bias rasialis, karena memungkinkan mengirim pria muda kulit hitam ke masa tahanan yang panjang.
Kaine yang menjadi walikota Richmond dari 1998 sampai 2001 termasuk vokal mendukung proyek itu. Menurut pria 58 tahun itu, Project Exile bisa mengurangi angka pembunuhan di kota Richmond.
Tujuan Project Exile sebenarnya adalah mengirim pelaku kriminal dan pemilik senjata ilegal, yang kebanyakan adalah kulit hitam, ke penjara selama setidaknya lima tahun. Itu yang dihujani kritik.
Terkait dengan penunjukkan Kaine sebagai pendamping Clinton dalam pemilu, Trump menyatakan, "mereka tak seperti pasangan calon presiden dalam pandangan saya!" dalam akun Twitter-nya.
(ama)