Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Jepang mememeriksa rumah Satoshi Uematsu, pelaku penikaman di sebuah fasilitas penyandang disabilitas yang menewaskan 19 orang pada Selasa kemarin.
Seperti dilansir
Reuters, sekitar enam orang polisi berpakaian biasa memasuki rumah Uematsu yang sudah dibanjiri awak media pada Rabu (27/7).
Dalam penyelidikan sebelumnya di lokasi kejadian, polisi menemukan satu tas berisi beberapa pisau, satu di antaranya berlumuran darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uematsu menikam 19 pasien hingga tewas dan melukai 25 orang lainnya saat para korban dalam keadaan tidur.
Sang pelaku yang merupakan mantan karyawan di fasilitas Tsukui Yamayuri-En, Sagamihara, akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Setelah ditahan di penjara regional di Sagamihara, kini Uematsu dibawa ke Kantor Jaksa Publik Distrik Yokohama di Kanagawa.
Beberapa cuplikan video menunjukkan Uematsu tersenyum ke arah kamera ketika mobil pengantarnya melaju.
Uematsu sebenarnya pernah ditahan di rumah sakit karena pada Februari lalu menulis surat yang berisi bahwa ia dapat membasmi 470 orang penyandang disabilitas.
Ia mengatakan bakal membunuh 260 penyandang disabilitas di dua fasilitas berbeda pada saat malam. Namun, ia tidak akan melukai karyawan di fasilitas itu.
"Tujuan saya adalah sebuah dunia di mana penyandang disabilitas dapat disuntik mati dengan persetujuan wali mereka, jika mereka tidak dapat tinggal di rumah dan aktif di lingkungan sosial," tulis Uematsu dalam surat yang kini sudah diserahkan ke majelis rendah parlemen Jepang.
Namun, Uematsu akhirnya dibebaskan pada 2 Maret lalu, setelah seorang dokter menyatakan bahwa ia sudah pulih.
(stu/stu)