Korut Tuding Korsel Sebar Ular Berbisa di Perbatasan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2016 06:01 WIB
Menurut rezim Kim Jong-un, Korsel menyebar ular-ular berbisa di perbatasan dengan China untuk merusak persatuan Korea Utara.
Ilustrasi (sipa/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rezim Korea Utara menuding pemerintah Korea Selatan telah menyebar ular berbisa di perbatasan untuk mengacaukan negara mereka.

Diberitakan The Guardian yang mengutip sumber anonim, pemerintah Kim Jong Un memerintahkan para tentara untuk menangkapi ular di provinsi Ryanggang, dekat perbatasan China. Korut mengatakan, Korsel berada di balik peningkatan jumlah ular berbahaya di wilayah itu.

"Awal bulan ini, unit patroli perbatasan menerima perintah menangkapi ular-ular sebelum hewan melata itu sampai di tepi Sungai Yalu," ujar sumber di provinsi itu, Rabu (27/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber mengatakan, pemerintah Pyongyang mengatakan Badan Intelijen Nasional Korsel menggunakan reptil "sebagai bagian dari rencana licik yang mengancam persatuan kita."

Namun sumber memaparkan, tidak semua tentara termakan isu itu. "Beberapa tentara mengeluh. Mereka mengatakan, bahkan anak umur tiga tahun tidak akan percaya Korsel akan menyerang kita dengan ular," ujar sumber.

Walau muncul banyak keraguan, namun Kementerian Keamanan Rakyat Korut memerintahkan rakyat untuk mewaspadai bahaya ular. Di beberapa daerah di Korut, merebak isu soal beberapa orang yang tewas akibat gigitan ular.

Menurut sumber, ini bukan kali pertama Korut menyebar propaganda melalui hewan. Sebelumnya, pemerintah Korut menuding Amerika Serikat telah menyebar wabah serangga untuk memangsa ladang jagung.

"Tentu saja, penyebab banyaknya hama adalah karena kelangkaan pestisida. Kebohongan mereka pada akhirnya akan terbongkar, karena berbeda dengan klaimnya, hanya ada sedikit orang yang melihat ular," ujar sumber.

Namun rumor ular yang mampu membunuh orang ini setidaknya menguntungkan sebagian pihak. Para penyelundup berhasil menjual banyak celana karet kepada warga di sekitar Sungai Yalu. Celana ini diyakini bisa menghindari kematian akibat gigitan ular.

Akibat permintaan yang meningkat, harga celana ini meroket hingga 60 ribu won atau hampir Rp100 ribu. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER