Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan penutup kepala, pengikat dan gas air mata terhadap remaja aborigin di pusat detensi remaja di Australia, bisa jadi melanggar kesepakatan PBB soal batasan penyiksaan.
Senin kemarin, stasiun televisi ABC menyiarkan rekaman CCTV yang berisi penyiksaan penjaga terhadap tahanan remaja setengah telanjang yang diikat di kursi dengan penutup kepala, dan disemprotkan gas air mata.
Usai tayangan itu, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull memerintahkan penyelidikan soal perlakukan anak di pusat-pusat tahanan.
Pelapor khusus PBB soal penyiksaan, Juan Mendez, mengatakan kepada Radio Nasional Australia bahwa video itu menunjukkan penyiksaan telah terjadi dan menyambut upaya penyelidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sulit untuk melihat hanya dari video atau liputan pers namun saya merasa ada perkembangan yang sangat mengkhawatirkan yang bisa berarti penyiksaan atau kekejaman, tidak berkeprimanusiaan atau perlakuan merendahkan…,” kata Mendez, Kamis (28/7).
Ia menyatakan tak diragukan lagi bahwa ada yang menderita kesakitan da bahwa pelakunya sepertinya merupakan pegawai negara. Jika yang lain mengetahui ini dan tidak melakukan apa-apa, mereka pun bisa dihukum bersama dengan para pelakunya.
CCTV dari Pusat Detensi Don Yale di Darwin merekam kejadian antara 2010-2014. Isinya menunjukkan enam remaja aborigin ditelanjangi, diikat ke kursi dengan penutup kepala, dilempar ke sel dan ditahan di sel isolasi dalam waktu yang lama.
(stu)