Jakarta, CNN Indonesia -- Petugas penyelamat yang beroperasi di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak di Suriah mengungkapkan bahwa sebuah helikopter menjatuhkan barel berisi gas beracun di sebuah kota dekat dengan lokasi jatuhnya helikopter militer Rusia awal pekan ini.
Juru bicara untuk Pertahanan Sipil Suriah menyatakan sebanyak 33 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, terpapar gas beracun yang disebar di Saraqeb.
Kelompok yang mengklaim dirinya sebagai para relawan pencarian dan penyelamatan yang netral terhadap perang sipil di Suriah ini juga mengunggah video di YouTube dalam upaya menunjukkan berapa banyak warga yang berusaha bernafas menggunakan masker oksigen yang mereka berikan ketika serangan itu terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Relawan Pertahanan Sipil Suriah, yang berad di lokasi kejadian, awalnya menduga bahwa helikopter itu menjatuhkan gas klorin, namun mereka tak dapat memverifikasi jenis gas beracun itu.
"Barel ukuran menengah yang mengandung gas beracun dijatuhkan. Pertahanan Sipil Suriah tidak dapat menentukan jenis gas tersebut," kata juru bicara kelompok itu kepada
Reuters, Selasa (2/8).
Pemerintah Suriah dan sekutu Rusia belum memberikan komentar terkait laporan ini.
Baik tentara pemerintah dan maupun pasukan oposisi membantah mereka menggunakan senjata kimia dalam perang sipil yang telah berlangsung selama lima tahun itu. Sejumlah negara Barat menyatakan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan gas klorin dan serangan yang menggunakan zat kimia lainnya.
Sebaliknya, pemerintah Suriah dan Rusia menuduh pasukan pemberontak menggunakan gas beracun dalam serangan mereka.
Kelompok pemerhati perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights memaparkan bahwa bom barel dijatuhkan di Saraqeb pada Senin (1/8), melukai sejumlah besar warga setempat.
Lokasi penyebaran gas beracun berdekatan dengan lokasi jatuhnya helikopter Rusia yang ditembak di dekat Saraqeb. Insiden ini menewaskan seluruh lima orang yang berada di dalam pesawat.
Kementerian Pertahanan Suriah menyatakan bahwa insiden ini merupakan yang terbesar dan paling banyak menghilangkan nyawa pasukan Rusia sejak mereka mulai beroperasi di Suriah.
Helikopter Rusia ditembak jatuh di provinsi Idlib, sekitar pertengahan jalan antara Aleppo dan pangkalan angkatan udara Rusia di Khmeimim, dekat pantai Mediterania.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan helikopter berjenis Mi-8 itu digunakan sebagai alat transportasi militer, dan ditembak jatuh dalam perjalanan usai mengirimkan bantuan kemanusiaan dari kota Aleppo menuju pangkalan udara utama Rusia di provinsi Latakia.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan helikopter Rusia di Suriah.
(ama)