Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sekali lagi melontarkan pernyataan yang mengernyitkan dahi. Kali ini, Trump mengatakan bahwa Presiden Barack Obama adalah "pendiri ISIS".
Seperti dikutip
Telegraph, pernyataan ini disampaikan Trump dalam kampanye di Florida pada Rabu malam (10/8). Dia menyebut nama lengkap Obama, yaitu Barack Hussein Obama, cara Trump menuding bahwa presiden AS sebenarnya seorang Muslim.
Menurut calon presiden dari Partai Republik ini, para teroris "menghormati" Obama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka [teroris] menghormati Presiden Obama. Dia adalah pendiri ISIS," kata Trump, mengulangi kalimat ini sebanyak tiga kali.
Sebelumnya dia juga telah menuduh rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, bertanggung jawab atas berdirinya ISIS. Menurut Trump, "Hillary si pembohong" juga merupakan salah satu pendiri ISIS, bersama dengan Obama.
"Saya katakan. Pendiri lainnya dari ISIS adalah si pembohong Hillary Clinton.
Co-founder! Hillary Clinton si pembohong!" ujar Trump.
Trump memang terkenal dengan retorikanya yang bombastis dan kontroversial namun tidak sesuai fakta. Dalam pemilihan umum sebelumnya, Trump menuduh Obama sebagai seorang Muslim dan lahir di Kenya, tempat ayahnya berasal.
Nyatanya, Obama adalah seorang Kristen dan lahir di Hawaii, dibuktikan oleh akta kelahiran yang dirilis oleh Gedung Putih.
Trump sebelumnya memicu kekhawatiran setelah secara tidak langsung menyerukan pembunuhan terhadap Hillary Clinton. Seruan ini disampaikannya kepada para pendukung Amandemen Kedua Konstitusi, yaitu kebebasan membawa senjata.
Trump kerap menyerang Obama dan Clinton soal kebijakan mereka di Timur Tengah. Menurut Trump, kebijakan Obama dan Clinton, saat dia menjabat menteri luar negeri, telah menyebabkan kekosongan kekuasaan sehingga dimanfaatkan oleh ISIS.
Taipan
real estate ini menyalahkan Obama yang telah menarik pasukan AS dari Irak pada 2011. Menurut Trump, penarikan itu adalah sebuah kekacauan.
Dalam kampanye Rabu di Florida, Trump menyindir soal keengganan Obama dan Clinton
menyebut kata "terorisme Islam radikal" untuk para pelaku serangan teror di AS, salah satunya penembakan di kelab gay Florida yang menewaskan 49 orang.
"Presiden kita menolak menggunakan istilah itu...dan Hillary juga tidak akan mengatakannya. Dia [Hillary] tidak mengatakannya karena takut menyinggung presiden, karena hal buruk akan terjadi jika dia menyinggung presiden. Hal buruk akan terjadi kepadanya," tutur Trump.
Tidak ada komentar apa pun dari Gedung Putih terkait pernyataan Donald Trump ini.
(stu)