Trump Salahkan Clinton atas Eksekusi Mati Ahli Nuklir Iran

CN | CNN Indonesia
Selasa, 09 Agu 2016 13:10 WIB
Trump kembali menyerang Clinton, kali ini menuding Clinton ikut bersalah dalam eksekusi mati seorang ahli nuklir Iran yanng dituding terlibat spionase.
Trump kembali menyerang Clinton, kali ini menuding Clinton ikut bersalah dalam eksekusi mati seorang ahli nuklir Iran yanng dituding terlibat spionase. (Reuters/Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Eksekusi mati seorang ahli nuklir Iran, Shahram Amiri, yang dituding terlibat spionase terseret dalam hiruk-pikuk kampanye presiden Amerika Serikat.

Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, menyerang rivalnya dari Demokrat, Hillary Clinton, yang ia tuding terkait dalam kematian Amiri.

“Banyak orang yang mengatakan bahwa Iran membunuh ilmuwan yang membantu AS karena email Hillary Clinton yang diretas,” ujar Trump lewat akun Twitter pada Senin (8/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir CNN, email yang menyebut Amiri adalah bagian dari email yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri AS tahun lalu, setelah skandal soal Clinton yang menggunakan email pribadi ketika ia menjabat sebagai menteri luar negeri.
Tim Clinton merespons tudingan Trump itu sebagai upaya putus asa untuk menyerang Hillary, karena “tak punya gagasan untuk rakyat Amerika.”

Kementerian Luar Negeri AS juga merilis pernyataan yang berisi bantahan soal email yang menyebut Amiri dan eksekusinya.

Elizabeth Trudeau, juru bicara kemenlu mengatakan bahwa “itu adalah laporan publik soal topik tersebut pada 2010,” merujuk pada sebuah konferensi pers di mana Clinton menyebut nama Amiri.

Amiri awalnya dielukan sebagai pahlawan ketika ia kembali ke Iran enam tahun lalu. Ketika itu, ia mengklaim telah diculik oleh mata-mata AS ketika sedang pergi haji ke Arab Saudi. Ia mengatakan ditawari jutaan dolar untuk menjadi mata-mata AS namun menolak tawaran tersebut.
Namun di AS, ia muncul dalam sebuah video mengatakan bahwa ia diculik, namun kemudian di video lain ia mengatakan ia berada di sana karena pilihannya sendiri.

Ahad kemarin, otoritas Iran mengumumkan bahwa Amiri telah digantung karena memberi rahasia nuklir Iran ke pihak musuh.

“Ia dibawa ke pengadilan dan dinyatakan bersalah dan divonis hukuman mati,” kata Gholam-Hossein Mohseni, juru bicara kementerian kehakiman Iran.
“Tidak hanya ia berbuat kejahatan dan tidak bertobat, ia juga mencoba mengirimkan informasi dari penjara. Setelah proses hukum, ia menerima ganjarannya,” tambahnya.

Sementara itu, pejabat AS mengatakan bahwa Amiri bersedia membelot namun kemudian mengubah pendiriannya, memilih untuk kembali ke Iran untuk berkumpul dengan keluarganya.

“Amiri berada di Amerika Serikat atas kehendaknya sendiri dan ia bebas untuk pergi,” kata Clinton dalam konferensi pers pada Juli 2010.
[Gambas:Video CNN] (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER