Jakarta, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sekaligus pemimpin Vatikan, melakukan kunjungan mendadak ke tempat penampungan sementara korban prostitusi paksa.
Menurut keterangan Vatikan, di sana Paus bertemu dengan 20 perempuan korban prostitusi dari Romania, Albania, Nigeria, Tunisia, Ukraina, dan Italia. Dalam pertemuan itu, Paus mendorong agar mereka "tumbuh menjadi kuat" untuk memulai hidup baru nantinya.
Meski Vatikan tidak menyebutkan lokasi persisnya, tempat penampungan tersebut berada di ibu kota Italia, Roma, dan dikelola oleh sebuah badan amal Katolik, Paus Yohanes XXIII Community. Nama tersebut diambil dari seorang Pastor asal Italia yang pertama kali memulai membantu para perempuan dan muncikari yang melepaskan diri dari pelacuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, Vatikan telah beberapa kali mengadakan konferensi dengan mengundang organisasi internasional, legislator, dan kelompok agama untuk bersama-sama menemukan cara melawan perdagangan manusia dan perbudakan modern.
Dalam sebuah kesempatan pada 2014, Paus menyatakan bahwa perdagangan manusia merupakan luka bagi masyarakat dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dengan iming-iming akan diberi pekerjaan, pelaku perdagangan manusia membawa para perempuan dari Afrika dan wilayah Timur Eropa ke Italia dan negara-negara Eropa Barat untuk dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Grup pemerhati Hak Asasi Manusia (HAM) memperkirakan ada jutaan orang di dunia yang menjadi korban perdagangan manusia dan perbudakan modern seperti prostitusi paksa dan buruh tanpa bayaran.
(stu)