Selidiki Sindikat Narkoba, Filipina Panggil Dubes China

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 24 Agu 2016 23:30 WIB
Filipina memanggil duta besar China pada awal pekan ini untuk menjelaskan laporan soal sindikat perdagangan narkoba dari Negeri Tirai Bambu itu.
Filipina memanggil duta besar China pada awal pekan ini untuk menjelaskan laporan soal sindikat perdagangan narkoba dari Negeri Tirai Bambu itu. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Filipina memanggil duta besar China pada awal pekan ini untuk menjelaskan laporan soal sindikat perdagangan narkoba dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Langkah ini merupakan salah satu upaya Presiden Rodrigo Duterte dalam memerangi penggunaan dan peredaran narkotika di negaranya.

Pada Selasa (23/8), kepala polisi Filipina menyatakan dalam rapat dengar pendapat Senat bahwa China, Taiwan dan Hong Kong yang menjadi sumber utama obat-obatan terlarang, dan sejumlah keluarga China terlibat dalam praktik perdagangan manusia.

Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, menyatakan dalam sidang Senat pada Rabu (24/8) bahwa duta besar China telah dipanggil untuk dimintai penjelasan terkait laporan ini. Pemerintah Filipina juga berencana untuk mengirim komunikasi diplomatik ke Beijing untuk "menyelidiki laporan ini dengan lebih agresif."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbicara kepada Reuters, Yasay menceritakan pertemuannya dengan duta besar China tersebut.

"(Duta besar China) mengatakan bahwa laporan ini tidak benar dan saya mengatakan kepadanya bahwa laporan ini didasarkan pada informasi intelijen, mereka telah divalidasi sejauh yang kami ketahui, jadi saya ingin klarifikasi dari dia," kata Yasay.

Lebih dari 1.900 orang tewas dalam kampanye anti-narkoba sejak Duterte, yang dijuluki "The Punisher", dilantik sebagai presiden tujuh pekan lalu.
Polisi menyatakan ampir 700 ribu pengguna dan pengedar narkoba menyerahkan diri karena takut ditembak.

Berbicara di sebuah pangkalan militer di luar Manila pada Rabu, Duterte mengungkapkan bahwa China telah menawarkan untuk membangun pusat rehabilitasi bagi pecandu narkoba di sejumlah kamp militer. China juga telah mengundang kepala polisi Filipina untuk mengunjungi Beijing untuk melihat peralatan yang digunakan polisi China untuk melawan narkoba.

China juga memberlakukan hukuman mati atas pelanggaran narkoba. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER