Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat mengatakan militan ISIS mengabaikan perintah komandan mereka untuk berperang hingga tetes darah penghabisan di pertempuran, dan malah melarikan diri.
Jenderal Joseph Vitel, komandan pasukan AS di Timur Tengah, kepada
CNN mengatakan bahwa penolakan untuk mengikuti perintah itu terjadi dalam pertempuran baru-baru ini dalam upaya perebutan Kota Manbij di Suriah.
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Bagdadi menyerukan pengikutnya di Manbij untuk “bertempur sampai mati” namun mereka tidak mematuhi seruan tersebut, menurut Votel.
Votel mempertanyakan sejauh mana komando dan kontrol pemimpin ISIS terhadap militannya, namun ia mengakui kelompok militan itu memiliki “jaringan kuat” yang bergantung pada “pedoman dari pemimpin sentral.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada wartawan di Pentagon pada Selasa (30/8) mengatakan bahwa pasukan Irak sudah berada dalam jalur yang benar dalam operasi mereka untuk merebut Mosul pada akhir 2016.
Ia memprediksi ISIS akan terus menggunakan bom rakitan serta tameng manusia dalam pertempuran mendatang.
Votel juga mengatakan ISIS akan membuat keputusan sulit soal “daerah mana yang harus mereka pertahankan", karena terus terdesak baik di Irak dan Suriah.
Sementara itu, milisi Kurdi Suriah (YPG) menyetujui inisiasi dari Amerika Serikat untuk menghentikan pertempuran melawan pasukan Turki di wilayah Suriah utara. Sejak pekan lalu, Turki mengerahkan pasukan ke Suriah untuk membersihkan wilayah perbatasan dari militan ISIS dan pasukan Kurdi.
(stu)