Jakarta, CNN Indonesia -- Venezuela membekukan hubungan dengan Brasil dan memanggil pulang duta besarnya setelah pemakzulan Presiden Dilma Rousseff.
Kementerian Luar Negeri Venezuela menyebut penggulingan Rousseff sebagai “kudeta parlementer.”
Venezuela “memutuskan untuk memanggil secara definitif duta besar di Republik Federal Brasil, dan untuk membekukan hubungan politik dan diplomatik dengan pemerintahan yang terbentuk dari kudeta parlementer ini,” kata Kemenlu Venezuela dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 61 dari 81 senator Brasil pada Rabu (31/8) menuding Rousseff memanipulasi anggaran nasional secara ilegal.
Selain menandai berakhirnya masa jabatan Rousseff, 68, pemungutan suara itu juga berari berakhirnya kepemimpinan kelompok kiri di Brasil setelah berkuasa selama 13 tahun.
Di Venezuela, Presiden Nicolas Maduro juga sedang berada di bawah tekanan untuk menyelenggarakan pemilu ulang di tengah krisis ekonomi parah. Kelompok oposisi Venezuela menyerukan demonstrasi di Ibu Kota Caracas pada Kamis.
[Gambas:Video CNN]Sementara itu, pemerintahan kiri Ekuador dan Bolivia juga memanggil diplomat mereka. Presiden Ekuador Rafael Correa menyebut pemungutan suara senat Brasil yang menyetujui pemakzulan Rousseff “pengakuan ayas penganiayaan dan pengkhianatan.”
“Kami tidak akan pernah memaafkan praktik ini, yang mengingatkan kembali atas era kegelapan di Amerika,” kata Correa lewat akun Twitter, merujuk pada masa kepemimpinan militer di Amerika Selatan.
Presiden Bolivia Evo Morales mengumumkan pemanggilan duta besar Jose Kim, sesuai dengan ancamannya pada Selasa lalu sebelum Rousseff dimakzulkan.
“Kami berdiri bersama Dilma, Lula dan rakyaknya di masa sulit ini,” kata Morales di akun Twiiter-nya, menyebut pendahulu Rousseff, Lula da Silva, yang kini menghadapi tudingan korupsi.
(stu)