Wali Kota Davao Konfirmasi Abu Sayyaf Sebagai Pelaku Ledakan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Sep 2016 15:10 WIB
Wali Kota Davao City, Sara Duterte-Carpio, mengonfirmasi bahwa dalang di balik ledakan yang menewaskan 14 orang pada adalah kelompok militan Abu Sayyaf.
Abu Sayyaf kerap menyandera warga asing demi mendapatkan uang tebusan. (Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Davao City, Sara Duterte-Carpio, mengonfirmasi bahwa dalang di balik ledakan yang menewaskan 14 orang pada Jumat (2/9) adalah kelompok militan Abu Sayyaf.

"Kantor presiden mengirimkan pesan teks dan mengonfirmasi bahwa itu merupakan aksi balas dendam Abu Sayyaf," ujar Sara, yang juga merupakan putri dari Presiden Rodrigo Duterte, kepada CNN Philippines seperti dikutip AFP, Sabtu (3/9).

Namun menurut Sara, pemerintahan kota Davao City sendiri sedang menyelidiki lebih lanjut mengenai konfirmasi aksi balas dendam Abu Sayyaf ini. Senada dengan Sara, Menteri Pertahanan Nasional Filipina, Delfin Lorenzana, juga merilis pernyataan yang mengatakan bahwa ia meyakini Abu Sayyaf merupakan kelompok pelaku pengeboman di Pusat Perbelanjaan Souvenir Aldevinco tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara belum ada orang yang mengaku melakukan aksi ini, kami hanya bisa menduga bahwa ini dilakukan oleh kelompok teroris Abu Sayyaf. Mereka sudah mengalami kekalahan besar di Jolo selama beberapa pekan belakangan," ucap Lorenzana.

Lorenzana kemudian mengatakan bahwa militer Filipina sebenarnya sudah memprediksi adanya bom ini. Wakil Wali Kota Davao yang juga merupakan putra dari presiden Filipina, Paolo Duterte, bahkan mengaku sudah mendapatkan informasi mengenai ancaman bom di kota itu dua hari sebelum ledakan terjadi.

"Kami sudah memprediksi ini dan sudah memperingatkan pasukan kami. Tapi musuh juga ahli dalam menggunakan ruang demokrasi yang diberikan oleh konstitusi kami untuk bergerak bebas dan tak terhalangi untuk melakukan teror," tutur Lorenzana.

Sebelumnya, Paolo mengatakan bahwa kemungkinan aksi balas dendam ini mulai menguat setelah Rodrigo memerintahkan operasi besar-besaran untuk menggempur Abu Sayyaf di daerah markas mereka di Pulau Jolo, sekitar 900 kilometer dari Davao City.

Pada hari kelima serbuan di Pulau Jolo, tepatnya Senin lalu, militer Filipina melaporkan bahwa setidaknya 15 tentara mereka tewas dalam baku tembak dengan Abu Sayyaf. Duterte pun menambahkan jumlah personel tentara untuk menggempur Abu Sayyaf hingga 2.500 orang.

"Kami akan kerahkan kekuatan penuh, meluncurkan operasi besar-besaran terhadap Abu Sayyaf di sana. Kami akan menambahkan lima batalyon atau sekitar 2.500 tentara," kata juru bicara presiden, Ernesto Abella.

Tak hanya meresahkan pemerintah lokal, Abu Sayyaf juga menjadi perhatian besar negara lain. Pasalnya, kelompok ini kerap menyandera warga negara asing demi mendapatkan uang tebusan.

Hingga kini, Abu Sayyaf diyakini masih menahan 20 sandera, termasuk delapan warga negara Indonesia, lima orang Malaysia, seorang Norwegia, dan satu warga Belanda. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER