Korut Kembali Tembakkan Tiga Rudal Balistik ke Laut

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2016 12:22 WIB
Korut kembali menembakkan rudal balistik ke lepas pantai timur pada awal pekan ini, hanya berselang dua pekan dari peluncuran rudal balistik sebelumnya.
Korut kembali menembakkan rudal balistik ke lepas pantai timur pada awal pekan ini, hanya berselang dua pekan dari peluncuran rudal balistik sebelumnya. (KCNA via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik ke lepas pantai timur pada awal pekan ini. Peluncuran tiga rudal ini terjadi hanya dua pekan setelah negara terisolasi ini meluncurkan rudal balistik dari kapal selam yang sempat membuat negara tetangganya, Korea Selatan, siaga.

Rudal tersebut ditembakkan dari wilayah Hwangju barat, sebelah selatan Pyongyang, pada Senin (5/9), menurut pernyataan dari Korsel yang dirilis pukul 03.00 pagi waktu setempat dan dikutip Reuters. Belum ada rincian lebih lanjut mengenai peluncuran rudal ini.

Peluncuran rudal ini terjadi beberapa jam setelah pemimpin Koresel dan China bertemu dalam KTT G20 di Hangzhou, China. Korsel merupakan musuh utama Korut, sedangkan China adalah sekutu utama pimpinan Kim Jong Un itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan itu, Presiden Korsel Park Geun-hye menyatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa uji coba nuklir dan serangkaian peluncuran rudal balistik Korut tahun ini mengancam perdamaian regional dan menjadi tantangan antara hubungan Korsel dengan China, menurut laporan kantor berita Korsel, Yonhap.

Xi kemudian menegaskan bahwa China berkomitmen terhadap upaya denuklirisasi di semenanjung Korea, dikutip dari kantor berita China, Xinhua.

Xi juga menyatakan kepada Park bahwa Beijing menentang pengerahan sistem anti rudal buatan AS, THAAD, di Korsel. Sistem ini, menurut Korsel dan AS, didesain untuk menghalau ancaman yang meningkat dari Korut.

Park menegaskan bahwa pengerahan THAAD tidak akan mengancam kepentingan keamanan negara lain, dan tidak akan dibutuhkan jika isu nuklir Korut dapat diselesaikan.

Rudal balistik Korut teranyar sebelumnya diluncurkan pada Rabu (24/8) dari kapal selam dan disinyalir sebagai bentuk protes atas latihan militer gabungan Korsel-Amerika Serikat.

Rudal tersebut melesat hingga 500 kilometer di udara dan proyektilnya jatuh di zona identifikasi pertahanan udara Jepang, ADIZ, sebuah wilayah yang ditetapkan sebagai zona kendali keamanan udara.

Pejabat militer Korsel mengakui, peluncuran kali ini menunjukkan adanya kemajuan dalam teknologi rudal balistik kapal selam atau SLBM milik Korut.

Peluncuran ini terjadi selang dua hari setelah Korsel dan AS memulai latihan militer gabungan yang rutin digelar setiap tahun. Korut mengecam latihan yang melibatkan 25 ribu tentara itu, dengan mengatakan bahwa AS dan Korsel tengah mempersiapkan invasi.

Rezim Kim Jong Un telah melancarkan ancaman terkait latihan tersebut. Pyongyang bahkan mengirim surat ke Dewan Keamanan PBB, mengeluhkan provokasi oleh AS yang mengancam stabilitas perdamaian kawasan.

Rudal balistik itu diluncurkan berselang dua pekan lalu setelah wakil duta besar Korut yang bertugas di Inggris memutuskan membelot ke Seoul.

Korut dan Korsel sejatinya masih dalam status berperang setelah Perang Korea berakhir pada tahun 1953 dengan gencatan senjata, bukan perdamaian. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER