Kartun Charlie Hebdo Soal Gempa Picu Kemarahan Italia

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2016 11:54 WIB
Kartun yang menghina para korban gempa Italia membuat masyarakat menarik simpati dengan mengatakan "kami bukan lagi Charlie Hebdo."
Kartun yang menghina para korban gempa Italia membuat masyarakat menarik simpati dengan mengatakan "kami bukan lagi Charlie Hebdo." (Screenshoot via Twitter/@CNN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Majalah satire Charlie Hebdo menuai kemarahan masyarakat Italia dengan kartun terbaru mereka. Kartun soal gempa Italia itu dianggap tidak memiliki empati terhadap para korban dan keluarganya.

Seperti dikutip AFP akhir pekan lalu, majalah asal Perancis itu menampilkan dua tokoh kartun para korban gempa, dengan darah di kepala dan baju mereka.

Di atas kepala korban gempa yang berdarah-darah terdapat tulisan "penne tomato sauce" dan di kepala wanita dengan wajah penuh darah terdapat tulisan "penne gratin". Di sebelah mereka, terdapat tumpukan jenazah yang ditimpa reruntuhan, dengan tulisan "lasagne."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam gambar kartun berjudul "Gempa gaya Italia" itu Charlie Hebdo menyamakan para korban dengan makanan-makanan khas Italia seperti saus tomat, pasta dan lasagna.

Kartun tersebut langsung memicu kemarahan, tidak hanya masyarakat namun juga pemerintah Italia.

"Gambar itu memuakkan," kata Menteri Kehakiman Italia Andrea Orlando.

Ketua Senator Italia Pietro Grasso mengaku menghargai kebebasan satire dan ironi dalam karya Charlie Hebdo, namun dia mengakui bahwa kali ini telah kelewatan.

"Saya bebas mengatakan bahwa ini semua menjijikkan," kata Grasso.

Gempa Italia berkekuatan 6,2 skala Richter pada 24 Agustus lalu menewaskan lebih dari 300 orang, terbanyak dari Amatrice di bagian tengah negara itu.

Walikota Amatrice, Sergio Pirozzi, murka melihat kartun Charlie Hebdo tersebut.

"Bagaimana mereka bisa membuat kartun orang yang sudah meninggal! Saya yakin satire yang memalukan dan tidak menyenangkan ini tidak mencerminkan sentimen Perancis," kata Pirozzi.

Charlie Hebdo memang kerap memicu kemarahan dengan kartun mereka, termasuk menggambar Nabi Muhammad yang menimbulkan gelombang protes. Buntut dari kartun ini, kantor Charlie Hebdo diserang kelompok militan pada Januari 2015, menewaskan delapan orang.

Usai serangan itu simpati dunia berdatangan ke majalah mingguan tersebut, termasuk dari para pemimpin dunia yang langsung berdatangan ke Paris. Saat itu, banyak orang memuat jargon "Je Suis Charlie" atau "Kami Charlie Hebdo" sebagai bentuk dukungan.

Namun kartun Italia kali ini membuat masyarakat menarik dukungan mereka. Di sosial media, ramai orang yang menuliskan "saya bukan lagi Charlie Hebdo."

"Kami menangisi kematian mereka, sekarang mereka menghina kami," kata Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano.

Reuters memberitakan, Kedutaan Besar Perancis di Roma mengeluarkan pernyataan yang berlepas diri dari Charlie Hebdo.

"Kartun itu tidak mewakili posisi Perancis. Itu adalah karikatur yang dibuat oleh pers dan ekspresi opini bebas dari jurnalis," ujar pernyataan Perancis. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER