Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rodrigo Duterte mengaku tidak akan menghentikan kampanye pembunuhan terhadap para bandar narkoba di Filipina. Dia bahkan menegaskan, masih ada banyak bandar yang akan tewas ditembak di negaranya.
"Masih banyak yang akan dibunuh sampai bandar terakhir keluar dari jalanan. Sampai pembuat narkoba terakhir terbunuh, kami akan melanjutkannya," kata Duterte sebelum berangkat ke Laos untuk menghadiri KTT Asia Timur, dikutip Reuters, Senin (5/9).
Di sela KTT, Duterte dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Dia sebelumnya menegaskan tidak akan menerima dikte dari Obama soal HAM, terkait ribuan pembunuhan tanpa proses hukum yang menargetkan para bandar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah sekitar 2.400 orang tewas sejak Duterte memimpin Filipina akhir Juni lalu. Polisi mengatakan, sekitar 900 di antaranya tewas ditembak aparat, sementara sisanya masih diselidiki.
Kalimat "masih diselidiki" oleh pegiat HAM dianggap bahasa halus untuk korban main hakim sendiri atau pembunuhan tanpa proses pengadilan.
Tewasnya ribuan orang yang diduga bandar dan pemakai narkoba sesuai dengan janji kampanye Duterte sebelum pemilu Mei lalu. Kritikan bermunculan dari berbagai lembaga HAM, PBB dan AS, namun Duterte bergeming.
"Saya adalah presiden dari negara yang berdaulat dan kita telah lama bebas dari penjajahan," kata Duterte saat ditanya soal rencana pertemuannya dengan Obama.
"Siapa dia mau mengkonfrontasi saya? Bahkan nyatanya, Amerika punya banyak pertanyaan yang harus dijawab. Semua negara punya catatan buruk pembunuhan tanpa proses pengadilan," lanjut dia.
(den/ama)