Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah imigran di Jerman mengklaim tunjangan sosial mereka naik sebesar 169 persen tahun lalu, menurut laporan yang dirilis Kantor Statistik Federal pada pekan ini. Laporan ini diduga akan digunakan oleh kelompok sayap kanan, AfD, untuk menyerukan isu anti-imigran bertepatan dengan pemilu pekan ini.
Sekitar 975 ribu imigran menerima tunjangan sosial yang terjamin dalam Undang-Undang Tunjangan untuk Pencari Suaka yang mulai diberlakukan akhir 2015 lalu, menurut data yang dirilis pada Senin (5/9). Jumlah tersebut merupakan kenaikan yang keenam kali terjadi selama setahun, jika dibandingkan tunjangan yang diterima oleh 363 ribu imigran pada 2014.
Mengutip
Reuters, data itu menunjukkan bahwa anggaran negara untuk memberikan tunjangan bagi para imigran naik sekitar 120 persen pada 2015 menjadi hampir 5,3 miliar euro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data tersebut sudah termasuk imigran yang memperoleh izin tinggal sementara dan mereka yang berstatus tidak dapat dideportasi saat ini. Namun, data itu belum termasuk jumlah imigran yang berstatus pengungsi dan pencari suaka yang juga menerima tunjangan sosial jika mereka membutuhkan.
Hampir dua pertiga penerima tunjangan sosial tersebut berasal dari Asia, setengah di antaranya berasal dari Suriah. Sekitar 22 persen penerima tunjungan berasal dari negara-negara Eropa seperti Albania, Serbia, Montenegro, dan Makedonia yang tidak tergabung dengan Uni Eropa. Sementara 13 persen penerima tunjungan lainnya berasal dari Afrika.
Sebanyak 91 persen imigran yang menerima tunjangan sosial ini memperoleh kebutuhan dasar seperti makanan, akomodasi, pakaian, dan tunjangan kesehatan. Sebagian besar tunjangan diberikan dalam bentuk produk, meskipun sebagian imigran menerima uang kas untuk keperluan pribadi mereka.
Peningkatan besaran tunjangan ini menyusul kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk menerima pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Suriah dan daerah lainnya sejak tahun lalu. Jerman sudah menampung lebih dari satu juta pengungsi, meski arus pengungsi pada beberapa bulan terakhir menurun tajam akibat perbatasan Eropa diperketat dan kesepakatan soal imigran antara Uni Eropa dengan Turki.
Besarnya bantuan negara untuk para imigran memicu amarah warga Jerman, terutama mereka yang berada di wilayah miskin di timur negara itu. Namun pada Sabtu (3/9), Merkel mengkonfirmasi bahwa pemerintah tidak merugikan siapapun untuk membantu pengungsi.
Laporan ini diduga akan dipergunakan oleh kelompok nasionalis untuk mengembuskan isu anti-imigran. Partai AfD pekan ini mendapat dukungan meningkat dan berhasil menempati urutan kedua dalam pemilu daerah di negara bagian Mecklenburg-Vorpommern, wilayah timur Jerman, hanya satu posisi di bawah partai Merkel Christian Democrats yang beraliran tengah-kanan. AfD kini memiliki perwakilan di 9 dari 16 parlemen regional di Jerman.
(ama)