Jelang KTT ASEAN, Filipina Rilis Foto Kapal China di LCS

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 07 Sep 2016 11:38 WIB
Filipina merilis foto kapal-kapal China di dekat daerah sengketa di LCS beberapa jam menjelang pertemuan antara ASEAN dengan PM China, Le Keqiang, di Laos.
Filipina khawatir China akan melakukan reklamasi dan membangun pangkalan militer seperti yang mereka lakukan di wilayah Laut China Selatan lainnya. (Reuters/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan Filipina merilis foto kapal-kapal China di dekat daerah sengketa di Laut China Selatan pada Rabu (7/9), hanya beberapa jam menjelang pertemuan antara pemimpin negara anggota ASEAN dengan Perdana Menteri China, Le Keqiang, di Laos.

Seperti dilansir Reuters, kesepuluh foto dan peta itu dikirimkan ke akun surat elektronik para jurnalis yang kebanyakan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Laos. Menurut seorang pejabat Filipina, foto itu disebarkan atas perintah dari Kemenhan mereka.

Tidak ada penjabaran lebih lanjut, tapi gambar itu beredar dua hari setelah Manila menyatakan kekhawatiran mereka akan meningkatnya jumlah kapal Beijing di sekitar Scarborough Shoal dan meminta penjelasan dari Duta Besar China di Filipina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada empat kapal patroli pantai China dan enam kapal lainnya, termasuk dua tongkang berwarna biru, di sekitar Scarborough Shoal. Kehadiran banyak kapal selain patroli di wilayah itu membuat kami sangat khawatir," ujar Menhan Filipina, Delfin Lorenzana.

China memang telah berada di wilayah itu sejak ketegangan antara kedua negara pada 2012. Sejak saat itu, China memblokade perairan tersebut.

Walau perairan itu hanya terdiri dari beberapa terumbu karang yang mencuat ke permukaan, namun Scarborough Shoal penting bagi Filipina karena airnya yang tenang dan ikannya yang banyak. Manila mengatakan, blokade China adalah pelanggaran hukum internasinal.

Filipina khawatir China akan melakukan reklamasi dan membangun pangkalan militer seperti yang mereka lakukan di wilayah Laut China Selatan lainnya.

Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah dirilisnya putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) mengenai Laut China Selatan.

Filipina telah mengajukan gugatan terhadap klaim China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan ke PCA. Klaim China di jalur perdagangan yang mencapai US$5 triliun per tahun ini tumpang-tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.

Meskipun hasilnya dimenangkan oleh Filipina, China tetap menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan itu.

Belum diketahui pula apakah masalah PAC ini akan dibahas dalam pertemuan dengan PM China, tapi sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa hal itu kemungkinan tidak akan diangkat.

Rancangan komunike ASEAN, yang didapatkan Reuters pada Senin (5/9), atau sehari sebelum dimulainya pertemuan pemimpin negara ASEAN di ibu kota Vientiane, akan berisi delapan poin penting soal Laut China Selatan. Namun, komunike itu sama sekali tidak menyinggung putusan PCA. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER