Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengungkapkan penyesalannya karena telah menyebut Presiden Amerika Serikat Barack Obama "anak pelacur." Komentarnya yang kasar itu menyebabkan Obama membatalkan pertemuan dengan Duterte yang sebelumnya sudah terjadwal di sela KTT ASEAN di Laos pekan ini.
"Jika penyebabnya adalah komentar saya yang tegas untuk menjawab pertanyaan pers tertentu yang menimbulkan kekhawatiran, kami menyesal jika itu diartikan sebagai serangan pribadi ke Presiden AS," bunyi pernyataan yang dirilis Duterte pada Selasa (6/9), dikutip dari
AFP.
Tak seperti biasanya, pernyataan Duterte soal penyesalannya diungkapkan dengan nada bicara yang lebih lunak. "Tujuan utama kami adalah untuk menciptakan kebijakan luar negeri yang independen sembari mempromosikan hubungan yang lebih dekat dengan semua negara, terutama Amerika Serikat, mitra kami sejak dulu," bunyi pernyataan Duterte.
Dalam kesempatan itu, Duterte juga menyatakan kedua pemimpin negara akan bertemu "di kesempatan lain."
"Kami berharap untuk menepiskan perbedaan yang timbul dari persepsi prioritas kedua negara dan bekerja sama dengan saling bertanggung jawab untuk kedua negara," kata Duterte menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan Duterte dan Obama sedianya akan digelar di sela pertemuan dengan para pemimpin negara ASEAN, dan rencananya akan menyinggung soal dugaan pelanggaran HAM dalam perang pemberantasan narkoba yang diterapkan Duterte di Filipina sejak ia menjabat sekitar dua bulan lalu.
Pembatalan pertemuan itu disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Ned Price, usai Obama mendarat di ibu kota Vientiane pada Selasa, sehari setelah Duterte mencaci Obama dan menegaskan ia tidak akan dapat didikte AS soal penerapan HAM.
"Anda [Obama] harus hormat. Jangan hanya meluncurkan pertanyaan dan pernyataan. Anak pelacur, saya akan mengutuk Anda di forum itu," kata Duterte dalam konferensi pers pada Senin (5/9) sebelum ia bertolak ke Laos.
Duterte menegaskan ia tidak peduli soal citranya di dunia internasional. "Saya tidak peduli tentang siapa pun mengamati perilaku saya," katanya.
Duterte bahkan menggunakan bahasa kasar lainnya dalam mengkritik sejumlah kritikus yang dinilai berusaha menyenangkan Amerika Serikat. "Ada orang lain yang memiliki kapasitas mental bagaikan anjing yang duduk di pangkuan Amerika," ujarnya.
Menanggapi cacian Duterte terhadap dirinya, Obama menyatakan, "Dia itu pria yang penuh warna," dengan nada bercanda dalam konferensi pers di sela pertemuan KTT G20 di Hangzhou, China, pada Senin.
Obama kemudian mengungkapkan keraguannya untuk bertemu dengan presiden berusia 71 tahun itu. "Saya selalu ingin memastikan bahwa saya akan menghadiri pertemuan yang benar-benar produktif," ujar Obama.
Ini bukan kali pertama Duterte meluncurkan kalimat kasar. Sebelumnya, cacian "anak pelacur" dan "homoseksual" juga pernah dialamatkan kepada Duta Besar AS untuk Manila.
Sejak resmi menjabat sebagai presiden, tercatat sudah 2.400 orang tewas dalam perang pemberantasan narkoba. Sebanyak Polisi mengatakan, sekitar 900 di antaranya tewas ditembak aparat, sementara sisanya masih diselidiki. Kalimat "masih diselidiki" oleh pegiat HAM dianggap bahasa halus untuk korban main hakim sendiri atau pembunuhan tanpa proses pengadilan.
(ama)