Jakarta, CNN Indonesia -- Para pedagang Pasar Tanah Abang masih beraktivitas seperti biasanya. Rencana kehadiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersama Presiden Joko Widodo siang ini tak menghambat aktivitas jual beli di pusat grosir terbesar itu. Beragam pendapat soal Duterte pun dilontarkan para pedagang.
Pedagang di Blok A, Adi Permana, mengaku tak banyak mengetahui sosok Presiden Duterte. Adi hanya tahu, sang presiden gencar memerangi narkoba di negerinya dengan aksi tembak mati orang-orang yang terlibat jaringan itu.
"Saya setuju, memang seharusnya begitu. Kalau perlu koruptor ditembak mati juga," kata Adi saat ditemui di tokonya, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tidak peduli dengan penilaian bahwa aksi Duterte melanggar hak asasi manusia. Menurut Adi, narkoba harus diberantas dengan tegas.
"Yang di dalam Lapas mau dihukum mati saja tidak takut, masih ada peredaran narkoba di lapas," kata Adi.
Adi mengatakan tak ada persiapan khusus untuk menyambut kehadiran Duterte. Namun dia mengeluhkan tidak bisa bongkar barang dagangan seperti biasanya.
Sejak pasar dibuka pada pagi hari, para pedagang tidak diperbolehkan melakukan bongkar barang di depan pintu masuk Blok A. Area pelataran diberi pagar penghalang dan tanda pembatas.
"Dari pagi sudah tidak boleh bongkar barang," kata pria berusia 35 tahun itu.
Pedagang lainnya, Yusuf Kurnia, 50, merasa tidak terganggu dengan rencana kehadiran Presiden Duterte. Menurut Yusuf, tak ada persiapan khusus dalam menyambut pemimpin negara yang kontroversial itu.
"Aktivitas dagang biasa saja, berjalan normal, tidak ada yang terganggu," kata Yusuf.
Dia mengenal sosok Duterte sebagai pemimpin yang berani. Yusuf menilai, Duterte berani mengkritik Presiden Amerika Serikat, PBB, memerangi penyandera Abu Sayyaf dan memberantas narkoba di negerinya.
Dia mendukung upaya pemberantasan narkoba karena barang haram itu dinilai merusak generasi bangsa. Bahkan dia mengaku ada anggota keluarganya yang tersangkut kasus itu dan membebani familinya.
Namun Yusuf tidak setuju dengan cara yang dipakai Duterte dalam memerangi narkoba. Dia berpendapat seharusnya mereka yang diduga terlibat narkoba diadili terlebih dulu di pengadilan.
"Mestinya mereka dibawa ke pengadilan untuk membuktikan keterlibatannya, entah nantinya mendapat hukuman mati atau tidak diserahkan pada pengadilan," kata Yusuf.
Pedagang Blok B Rini Septiani tak mengenal sosok Presiden Filipina. Dia bahkan tak mengetahui nama presiden itu, terlebih kebijakan yang dilakukan Duterte selama ini.
Perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah, itu hanya mendengar kabar Presiden Jokowi akan datang ke pasar. Pihak sekuriti telah mengabarkan sejari sebelumnya.
"Kemarin dikasih tahu, dagangannya jangan terlalu maju dan melebar, mau ada acara," kata Rini.
Selama kunjungannya di Jakarta, Duterte diajak Jokowi blusukan ke Tanah Abang. Duterte juga dikabarkan akan mengunjungi Taman Makam Pahlawan Kalibata, menghadiri pertemuan bilateral di Istana Negara dan menghadiri jamuan makan malam dengan Jokowi.
Dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri, presiden kontroversial ini berjanji akan meminta pengampunan terpidana mati kasus narkoba, Mary Jane, kepada Jokowi, dengan “sopan” dan menghargai hukum di Indonesia.
(ama)