Di Indonesia, Duterte Banggakan Perang Anti-Narkoba Filipina

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 09 Sep 2016 15:18 WIB
Dalam pidatonya di hadapan warga Filipina di Jakarta, Indonesia, Duterte mengatakan sebelum dia memimpin tidak ada satu pun politisi yang bicara bahaya narkoba.
Dalam pidatonya di hadapan warga Filipina di Jakarta, Indonesia, Duterte mengatakan sebelum dia memimpin tidak ada satu pun politisi yang bicara bahaya narkoba. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rodrigo Duterte mengaku bangga dengan kampanye anti-narkoba yang dicanangkannya di Filipina.

Dalam pidatonya di hadapan warga Filipina di Jakarta, Indonesia, Jumat (9/9), Duterte mengatakan bahwa sebelum dia memimpin tidak ada satu pun politisi yang bicara bahaya narkoba.

"Hingga akhirnya saya menjadi presiden, kenyataan itu terlihat. Fakta nyata bahwa narkoba itu sangat berbahaya dan berdampak sangat buruk," ujar Duterte.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato Duterte tersebut mengawali rangkaian kunjungannya ke Indonesia. Duterte tiba di balairung Hotel Shangri-La sekitar pukul 11.25, langsung disambut riuh tepuk tangan dan lambaian bendera kecil Filipina.

Setelah Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Maria Lumen Isleta, memberikan kata sambutan, para masyarakat pun mulai menggaungkan nama sang presiden, "Duterte! Duterte! Duterte!"

Mengambil alih podium, Duterte pun mulai bercerita dengan gaya bicara santai. Sambil berkelakar, ia kembali membanggakan prestasinya selama dua bulan menjalankan kampanye anti-narkoba.

Sejak dilantik pada 30 Juni lalu, sekitar 3.000 bandar narkoba tewas, baik itu di tangan aparat tanpa proses peradilan maupun persaingan antar-geng. Sejak kampanye, Duterte telah mengizinkan tembak mati bandar dan pengguna narkoba.

Duterte pun dibombardir kecaman dari berbagai komunitas internasional. Namun ia tak peduli karena menurutnya, kasus narkoba di negaranya sudah sangat parah.

"Apalah artinya nyawa 1.000 orang ketimbang 3,7 juta orang yang menderita karena narkoba? Jika kalian menjual narkoba di negara kami, saya akan membunuh kalian karena kalian menghancurkan seluruh generasi," katanya disambut tepuk tangan tamu undangan.

Mantan Wali Kota Davao City itu lantas menegaskan bahwa Filipina memang tidak menerapkan hukuman mati, tapi bahaya narkoba sudah sangat laten di sana.

"Beberapa negara Asia Tenggara punya hukuman mati, tapi apa yang dipunyai Filipina? Ada Presiden Rodrigo Duterte," ucap Duterte yang tentu saja langsung disambut sorak sorai dan tepuk tangan warganya.

Duterte tak lupa meminta maaf jika ada anak dari para hadirin yang mungkin menjadi korban narkoba, bahkan mungkin kampanye pemerintah ini.

"Saya minta maaf. Oleh karena itu, tolong berhenti. Jika ada anak kalian yang 'gila' karena narkoba, kirim mereka ke pusat rehabilitasi yang sekarang sedang kami bangun. Saya sedang ajukan bujet, dan tahun depan saya akan bangun itu," kata Duterte.

Duterte menegaskan jajaran pemerintahannya tidak akan melakukan korupsi terhadap dana yang diajukan. "Stop korupsi jika kalian tidak mau bergabung dengan 1.000 orang yang tewas itu," katanya.

Gelak tawa kembali terdengar ketika setelah Duterte kemudian menengok ke arah belakang. Di sana, duduk jajaran kabinet yang ia bawa, di antaranya adalah Menteri Luar Negeri, Perfecto Yasay, dan Menhan Filipina, Delfin Lorenzana.

"Saya berjanji akan memberikan pemerintahan yang bersih sampai saya menjabat enam tahun ke depan. Saya yakin sebelum itu, pemerintahan sudah bisa bersih," ucap Duterte kembali disambut tepuk tangan.

Melanjutkan sumpahnya, Duterte kembali berkata, "Saya berjanji, dalam dua tahun, kalian dapat berjalan di Filipina tanpa rasa takut."

Tak membiarkan suasana panas, Duterte pun kembali mendinginkan keadaan dengan berkelakar.

"Doakan saya selalu karena kalian butuh saya. Butuh banyak doa agar saya tetap hidup. Nanti malam saya pulang, doakan pesawatnya tidak jatuh. Jika jatuh, Filipina kehilangan setengah kabinetnya," katanya. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER